JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengaku bahwa partainya memilih sikap memberi dukungan kepada calon gubernur DKI Jakarta yang berpotensi besar menang.
"Yang penting realistis aja. (Golkar) untuk DKI yang penting dukung yang menang," ujar Novanto saat acara buka puasa bersama Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957 di kediaman Agung Laksono di Bilangan Jakarta Timur, Minggu (12/6/2016).
Calon yang dianggap Setya berpeluang besar menang adalah petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Menurut dia, Ahok merupakan figur yang tepat untuk memimpin Jakarta. Dia menilai, saat ini Ahok diinginkan warga untuk kembali memimpin Ibu Kota.
"Figur Ahok, kami lihat dia dulu pernah jadi anak buah saya di DPR dan saya liat di DPR kiprahnya juga selalu mementingkan rakyat, kepentingan untuk masalah yang berkaitan dengan disiplin selalu dia jalankan," kata Novanto.
"Dan saya lihat apa yang dia laksanakan di DPR dan DKI sudah dilaksanakan dengan baik dan berjalan baik. Sekarang yang biasanya ada banjir, enggak ada banjir. Manajemen pemerintahan juga berjalan baik," lanjut Novanto.
(baca: "Dukung Ahok, Golkar Dapat Citra Positif yang Berguna bagi Pileg 2019")
Meski demikian, Novanto menyerahkan mekanisme pengambilan keputusan kepada DPD Tingkat I DKI Jakarta.
"Musyawarah daerah tanggal 18 Juni. Mudah-mudahan tanggal 18 ini berjalan lancar dan nanti mekanismenya kami percayakan kepada DPD tingkat I dan seluruh DPD tingkat II di DKI," tutur mantan Ketua DPR itu.
Selain Golkar, Partai Nasdem dan Hanura sudah menyatakan dukungannya kepada Ahok. Kedua parpol itu tidak keberatan jika Ahok maju lewat perseorangan.
Anggota Teman Ahok, I Gusti Putu Artha sebelumnya mengungkapkan, saat ini sesama koleganya mulai memiliki sikap yang berbeda terkait jalur yang mesti dipilih Ahok.
(baca: Antara Jalur Perseorangan atau Parpol, Teman Ahok Terpecah)
Sebagian menginginkan agar Ahok tetap maju lewat jalur perseorangan. Namun, sebagian mulai bersikap pragmatis, yakni tak masalah jika Ahok maju lewat jalur parpol.
"Konstelasi pendukung Ahok, di jalur perseorangan memang ada yang sama sekali antiparpol. Tapi ada juga yang moderat, yang penting Pak Ahok dapat tiket. Mau parpol atau perseorangan tidak masalah, yang penting menang," kata Putu saat dihubungi, Minggu.
Terkait penolakan terhadap jalur parpol, Putu mengungkapkan adanya segelintir anggota Teman Ahok yang mengancam ingin membuang data KTP dukungan warga Jakarta terhadap Ahok.