JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik PARA Syndicate, Toto Sugiarto, mempertanyakan kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto.
Sikap Toto itu berdasarkan komposisi kepengurusan sementara Partai Golkar yang sudah beredar. Di dalamnya, mencantumkan sejumlah nama yang pernah mendapat vonis hukum dan etik.
"Dari sisi kepemimpinan, bagaimana membuat kebijakan yang baik dan tidak kontroversial, bagaimana membuat kabinet yang itu saya kira (Setnov) kurang optimal," ujar Toto saat dihubungi, Jumat (27/5/2016).
"Saya kira, di situlah kelemahan Setnov. Kurang sensitif dari sisi integritas, kurang sensitif dari sisi pemilihan orang-orangnya yang terbebas dari citra negatif," tutur Toto.
Ia menambahkan, sebagai ketua umum yang baru di Partai Golkar, Novanto seharusnya bisa lebih selektif memasukkan sejumlah nama.
Pemilihan orang-orang yang membantu dirinya membesarkan partai tentu menjadi hal yang sangat penting. Karena dengan memilih orang secara selektif, itu menunjukkan kekuatan dan kelemahan Novanto sebagai seorang pemimpin.
"Ini jelas kelemahan dia. Karena seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memilih kepengurusannya secara musyawarah untuk memilih yang baik," kata Toto.
Setya Novanto memang belum mengumumkan secara resmi nama-nama yang masuk dalam kepengurusan Partai Golkar.
Namun, di kalangan wartawan sudah beredar daftar kepengurusan Partai Golkar, disertai nama dan jabatan yang diemban. Sejumlah nama yang masuk dianggap bermasalah.
(Baca: Ini Nama-nama Kontroversial yang Masuk Daftar Sementara Kepengurusan Partai Golkar)
Mereka adalah Ketua Harian Nurdin Halid, Ketua Bidang Hubungan Legislatif dan Lembaga Politik Yahya Zaini, Ketua DPP Golkar bidang Pemuda dan Olahraga Fahd El Fouz, Ketua Pemenang Pemilu Wilayah Jawa Timur Sigit Haryo Wibisono.