JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Para Syndicate Toto Sugiarto menilai, masuknya sejumlah nama yang pernah terlibat masalah sebagai pengurus Partai Golkar akan memberi beban bagi partai itu.
"Orang orang yang pernah terlibat kasus baik itu kasus seksual atau kasus korupsi, itu jelas sebagai faktor negatif dari kepengurusan sekarang, Setya Novanto (Setnov)," ujar Toto saat dihubungi, Jumat (27/5/2016).
"Orang-orang tersebut berpotensi menjadi beban bagi pergerakan Partai Golkar," sambung dia.
Menurut Toto, rekam jejak para pengurus partai menjadi dasar penilaian masyarakat terhadap partai itu sendiri.
"Mereka dapat memunculkan image negatif kepengurusan saat ini," tutur dia.
(Baca: Ini Nama-nama Kontroversial yang Masuk Daftar Sementara Kepengurusan Partai Golkar)
Lebih jauh lagi, kata Toto, jika masyarakat sudah memberi penilaian negatif, maka akan berpengaruh pada pergerakan Partai Golkar untuk menang di pilpres 2019.
"Mungkin Setnov kurang mempertimbangkan hal ini. Kepengurusan yang di dalamnya pernah ada terlibat kriminal korupsi, etik, akan menjadi beban dan memperlambat gerak Golkar menang dalam kontestasi 2019," kata Toto.
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto memang belum mengumumkan secara resmi nama-nama yang masuk dalam kepengurusan Partai Golkar.
(Baca: Pernah Terlibat Skandal Video Porno, Yahya Zaini Dipercaya Novanto Masuk Kepengurusan Golkar)
Namun, di kalangan wartawan ssudah beredar daftar kepengurusan Partai Golkar, disertai nama dan jabatan yang diemban.
Mereka adalah Ketua Harian Nurdin Halid, Ketua Bidang Hubungan Legislatif dan Lembaga Politik Yahya Zaini, Ketua DPP Golkar bidang Pemuda dan Olahraga Fahd El Fouz, Ketua Pemenang Pemilu Wilayah Jawa Timur Sigit Haryo Wibisono.
Meskipun demikian, Anggota formatur Roem Kono sudah membenarkan susunan kepengurusan dalam daftar sementara yang sudah beredar luas di kalangan wartawan itu.