JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar memahami pernyataan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti yang mengatakan kepolisian Amerika Serikat (AS) lebih bodoh bila dibandingkan dengan kepolisian Republik Indonesia itu untuk memotivasi Polri.
"Mungkin maksud dia (Krishna Murti) itu ingin memotivasi kepolisian Indonesia. Tapi ya jangan seperti itu. Sebaiknya berkaca dulu kalau ngomong," kata Bambang saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/5/2016) siang.
Bambang mengatakan terlalu jauh membandingkan kualitas kepolisian Amerika Serikat (AS) dengan kepolisian Indonesia.
"Jangankan sama AS, sama Malaysia dan Singapura saja bisa jadi masih kalah. Tertib dan amannya masyarakat di Malaysia dan Singapura menunjukan kinerja kepolisiannya yang baik pula," ucap Bambang.
Bambang pun menambahkan, sejak tahun 1970an, kepolisian Indonesia rutin mengirim anggotanya untuk belajar dan berlatih bersama FBI.
"Lha kalau kepolisian AS lebih bodoh ngapain dari dulu kepolisian Indonesia belajar ke sana," ujar Bambang.
Krishna sebelumnya mengatakan, kepolisian Amerika Serikat lebih bodoh bila dibandingkan dengan kepolisian Republik Indonesia. Sebab, polisi Amerika disebut lebih banyak menggunakan teknologi dalam penanganan kasus yang terjadi.
"Jadi sebenarnya polisi Amerika itu lebih bodoh dari polisi Indonesia. Mereka mengandalkan teknologi. Indonesia tanpa teknologi bisa menangkap banyak," ujar Krishna dalam tayangan LINE CAST "Fighting crime with Krishna Murti" di akun official LINE Indonesia, Kamis (12/5/2016) malam.
Krishna mengatakan, potensi penangkapan para pelaku kejahatan di Amerika lebih tinggi dengan adanya sistem sidik jari yang terintegrasi dengan akun tabungan, catatan perjalanan seseorang, dan lainnya.