Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akbar Tanjung: Saya Tak Pernah Setuju Sumbangan Rp 1 Miliar

Kompas.com - 07/05/2016, 10:29 WIB
Ayu Rachmaningtyas

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung menyatakan sejak akan dirinya tidak menyetujui iuran atau kontribusi kepada partai sebagai syarat administrasi pendaftaran calon ketua umum Golkar.

"Sejak awal saya nyatakan, saya tidak pernah setuju," kata Akbar dalam Diskusi Populi Center, di Jakarta Pusat, Sabtu (7/5/2016).

Menurut dia, iuran tersebut dapat menjadi preseden buruk bagi partai ke depannya. Tidak dipungkiri, iuran itu bisa berlaku berjenjang sampai ke tingkat bawah.

"Nantinya bisa menjadi bertingkat. Di tingkat satu bisa ada iuran Rp 500 juta, di bawahnya juga sama sampai pada tingkat kecamatan bisa dipungut kontribusi sebesar Rp 150 juta," tambahnya.

Akbar menilai bahwa kontribusi ataupun iuran bagi kader justru akan membawa Golkar sebagai partai yang bernuansa uang dan memengaruhi citra Golkar ke depannya.

"Hal ini bisa mempengaruhi citra Golkar di masyarakat dan akan golkar akan ditinggalkan," kata Akbar.

(Baca juga: SC Munaslub Golkar Ubah "Uang Pendaftaran" Jadi "Sumbangan")

Selain itu, mantan Ketua Umum Golkar ini juga sangat menyayangkan bila setiap acara penting Golkar selalu digelar di Bali. Dia tidak mengatahui alasan panitia menggelar Munaslub di Bali.

"Soal di Bali, saya tidak tahu persis. Namun, jika partai tidak mampu kenapa harus di Bali. Kan masih banyak tempat di daerah lain yang lebih menjangkau," ujarnya.

 

Kompas TV Ada "Perang Sumbangan" di Golkar?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com