Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Didesak Bentuk Komisi Pengungkapan Kebenaran dan Pemulihan Korban HAM

Kompas.com - 29/03/2016, 14:39 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah didesak membentuk Komisi Kepresidenan untuk Pengungkapan Kebenaran dan Pemulihan Korban.

Hal tersebut disampaikan Ketua Setara Institute Hendardi usai mengadakan pertemuan dengan Dewan Pertimbangan Presiden.

Komisi tersebut, kata Hendardi, haruslah terdiri dari orang-orang bijak. Mereka bukan merupakan perwakilan institusi negara yang justru bagian dari masalah kasus pelanggaran HAM masa lalu.

"Contoh Pak Syafii Maarif, Mustofa Bisri, Romo Magnis, Kemala Chandra Kirana. Ini usulan kami tadi," kata Hendardi di Gedung Wantimpres, Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (28/3/2016).

Komisi tersebut, nantinya akan melakukukan validasi data-data terutama hasil penyelidikan Komnas HAM.

Kemudian, setelah melalui suatu proses dapat ditentukan mana kasus yang dapat dilanjutkan lewat pengadilan dan mana yang tidak.

Setara dan perwakilan keluarga korban kasus HAM masa lalu memilih menemui Wantimpres karena mereka langsung berhubungan dengan Presiden Joko Widodo. (baca: Bahas Kasus HAM Masa Lalu, Setara dan Keluarga Korban Temui Wantimpres)

Sehingga mereka berharap, poin-poin yang disampaikan dapat langsung disampaikan kepada Jokowi.

"Pada dasarnya ini adalah usaha kami untuk mendesakkan satu penyelesaian HAM masa lalu. Keluarga korban sampai saat ini sudah 436 kali selalu berada di depan Istana setiap Kamis untuk mendesak penyelesaian HAM masa lalu," tutur Hendardi.

Menurut dia, harapan para keluarga korban HAM masa lalu sangat tinggi ketika Jokowi terpilih menjadi Presiden. Pasalnya, Jokowi merupakan figur yang tak terbebani peristiwa masa lalu.

Karena itu, kata Hendardi, sangat wajar jika harapan masyarakat terutama keluarga korban sangat tinggi terhadap Jokowi.

"Setahun menapaki kekuasaan dan ini tahun kedua, kami tidak ingin menunggu tahun-tahun berikutnya," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Nasional
Video Bule Sebut IKN 'Ibu Kota Koruptor Nepotisme' Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Video Bule Sebut IKN "Ibu Kota Koruptor Nepotisme" Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Nasional
Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Nasional
KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

Nasional
Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com