Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Terorisme, Pemerintah Diminta Waspadai Ormas Puritan

Kompas.com - 29/02/2016, 21:47 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam mengupayakan pemberantasan tindak pidana terorisme, pemerintah diminta mewaspadai organisasi-organisasi masyarakat yang menganut paham puritanisme.

Menurut anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Kebangkitan Bangsa, Maman Imanulhaq, paham puritanisme tersebut menjadi akar lahirnya radikalisme. Bahkan paham itu kelak yang menyulut aksi-aksi terorisme.

"Pemerintah harus waspada terhadap organisasi puritan yang menjamur belakangan ini. Apalagi mereka banyak merekrut anggota yang sebagian besar anak muda," ujar Maman di Jakarta, Senin (29/2/2016).

Para penganut paham radikal itu tidak segan melakukan segala cara untuk menyebarkan paham-paham pemikiran mereka. Cara itu termasuk dengan kekerasan, dalam bentuk ujaran maupun fisik.

Kelompok yang menganut puritanisme biasanya berusaha untuk mengembalikan kemurnian ajaran agama yang mereka anut.

Maman menuturkan, mereka hanya percaya pada satu tafsir kitab suci dan memandang tafsir lain itu sebuah kesalahan. Namun, dalam kenyataannya mereka hanya menggunakan tafsir dari satu teks dalam kitab suci.

"Mereka memiliki penafsiran yang salah kaprah terhadap kata jihad itu sendiri," kata Maman.

Lebih lanjut Maman menjelaskan, kelompok puritan itu juga adalah kelompok yang ahistoris. Artinya, tidak menempatkan sejarah Indonesia dan masyarakat sebagai subyek gerakan mereka.

Sebagian besar ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi dan mendirikan negara yang berdasarkan pada hukum agama.

"Paham tersebut jelas tidak memiliki dasar sejarah di Indonesia. Founding fathers kita tidak pernah bercita-cita mendirikan negara agama," kata Maman.

Menurut Maman, ciri lain yang bisa dikenali dari kelompok puritan, mereka seringkali menggunakan bahasa kekerasan melalui internet dan media sosial. 

Karena itu, Maman pun berharap polisi merespon bermacam ujaran kebencian di media sosial, agar tidak berkembang menjadi radikalisme.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Masuk Bursa Pilkada Jateng, Kaesang: Alhamdulillah, Tunggu Kejutan Bulan Agustus

Masuk Bursa Pilkada Jateng, Kaesang: Alhamdulillah, Tunggu Kejutan Bulan Agustus

Nasional
Momen Panglima TNI-Kapolri Nyanyi Bareng di Pagelaran Wayang Kulit

Momen Panglima TNI-Kapolri Nyanyi Bareng di Pagelaran Wayang Kulit

Nasional
Ketua KPU Dipecat, Kaesang: Itu yang Terbaik, Kita Hormati

Ketua KPU Dipecat, Kaesang: Itu yang Terbaik, Kita Hormati

Nasional
Blusukan di Tanjung Priok, Kaesang: Bertemu Relawan Pak Presiden

Blusukan di Tanjung Priok, Kaesang: Bertemu Relawan Pak Presiden

Nasional
Ombudsman Ungkap Persoalan PPDB di 10 Provinsi, Antara Lain Manipulasi Sertifikat

Ombudsman Ungkap Persoalan PPDB di 10 Provinsi, Antara Lain Manipulasi Sertifikat

Nasional
Zuhairi Misrawi Masuk Kepengurusan DPP PDI-P, Hasto: Non-aktif karena Jabat Dubes

Zuhairi Misrawi Masuk Kepengurusan DPP PDI-P, Hasto: Non-aktif karena Jabat Dubes

Nasional
Hasto Ungkap Heru Budi Kerap Dialog dengan Megawati Bahas Jakarta

Hasto Ungkap Heru Budi Kerap Dialog dengan Megawati Bahas Jakarta

Nasional
Paus Fransiskus Akan Hadiri Pertemuan Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiqlal pada 5 September 2024

Paus Fransiskus Akan Hadiri Pertemuan Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiqlal pada 5 September 2024

Nasional
Pengacara SYL Sebut Pejabat Kementan Harusnya Jadi Tersangka Penyuap

Pengacara SYL Sebut Pejabat Kementan Harusnya Jadi Tersangka Penyuap

Nasional
22 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat, Panglima Ingatkan soal Tanggung Jawab

22 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat, Panglima Ingatkan soal Tanggung Jawab

Nasional
Bareskrim Periksa Pihak ESDM Terkait Dugaan Korupsi Proyek PJUTS Tahun 2020

Bareskrim Periksa Pihak ESDM Terkait Dugaan Korupsi Proyek PJUTS Tahun 2020

Nasional
SYL Tuding Pejabat Kementan Fasilitasi Keluarganya agar Naik Jabatan

SYL Tuding Pejabat Kementan Fasilitasi Keluarganya agar Naik Jabatan

Nasional
Hasto PDI-P Jelaskan Kenapa Puan Sebut Kaesang Dipertimbangkan untuk Pilkada Jateng

Hasto PDI-P Jelaskan Kenapa Puan Sebut Kaesang Dipertimbangkan untuk Pilkada Jateng

Nasional
Bareskrim Ungkap Alasan Geledah Kementerian ESDM, Ada Saksi Tak Serahkan Bukti

Bareskrim Ungkap Alasan Geledah Kementerian ESDM, Ada Saksi Tak Serahkan Bukti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com