Penghayatan Empat Pilar MPR RI salah satunya bisa terlihat dalam Pilkada serentak 9 Desember 2015 lalu yang berjalan aman karena rakyat patuh sehingga aparat keamanan negara mudah mengadakan pengamanan. Dan sekaligus berlangsung damai sebagai bukti kedewasaan dari tokoh politik yang berpartisipasi.
"Hal ini bisa terjadi karena penghayatan Empat Pilar. Inilah kuncinya. Inilah rohnya," kata Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta saat membuka acara Sosialisasi Empat Pilar MPR di Manado pada Senin, (15/2/2016) malam bertempat di Graha Gubernuran.
Dalam acara sosialisasi empat pilar hasil kerja sama MPR RI dengan Kodam VII/Wirabuana, Oesman menegaskan pentingnya pengamalan empat pilar MPR RI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Penting adanya roh kebangsaan. Bila ada roh maka akan ada kebangkitan. Bila ada kebangkitan maka akan ada kehidupan," ujar beliau.
Oesman Sapta menambahkan, sosialisasi Empat Pilar MPR RI adalah acara resmi kenegaraan. Dasar hukumnya adalah UU No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Dalam UU itu, MPR bertugas mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam kesempatan yang sama, Pangdam Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti mengungkapkan bahwa kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR RI ini bisa menjadi tempat diskusi dan bertukar informasi tentang kehidupan berbangsa dan bernegara.
"MPR mendatangi setiap wilayah untuk mensosialisasikan apa yang menjadi dasar negara. Diharapkan para peserta tidak mensia-siakan kesempatan ini. Inilah salah satu cara untuk menyatukan tekad untuk mengingat kembali roh kebangsaan," kata Agus.
Indonesia dalam Ancaman Serius Dua Ideologi Transnasional
Ketua Badan Sosialisasi MPR Ahmad Basarah mengatakan pentingnya MPR mengajak kelompok-kelompok strategis bangsa Indonesia dalam mensosialisasikan Pancasila agar urusan pembangunan mental ideologi bangsa berdasarkan Pancasila bukan sekedar menjadi tanggung jawab MPR.
Menurut Ahmad, salah satu kelompok strategis nasional yang wajib dilibatkan dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR adalah TNI, Polri, dan segenap jajaran keluarga besarnya. Hal itu dikatakan Ahmad saat memberikan materi dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR bekerja sama dengan jajaran Kodam Wirabuana di Manado pada Senin (15/2/2016).
Ahmad mengatakan saat ini Indonesia dalam ancaman serius dua ideologi transnasional yang tengah beroperasi di Indonesia secara terstruktur, sistematis dan masif, yaitu ideologi neoliberalisme dan fundamentalisme agama. Ideologi neoliberalisme masuk ke Indonesia melalui propaganda nilai-nilai individualisme dan liberalisme sebagai pintu masuk menancapkan kepentingan kapitalisme global dengan sistem fundamentalisme pasar.
Sementara ideologi fundamentalisme agama masuk dengan doktrin keagamaan yang sempit yang ingin menciptakan negara Islam Indonesia dengan sistem kilafah dunia. Kelompok ini masuk dengan mengeksploitasi kemiskinan di Indonesia dengan cara mengajak orang-orang yang labil iman keagamaan dan rasa nasionalismenya untuk ikut serta dalam gerakan radikalisme mereka.
"Salah satu upaya menghadapi dua ancaman strategis tersebut adalah dengan menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam pikiran dan jiwa masyarakat Indonesia agar menjadi praktik kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari. Tentu saja tidak cukup hanya dengan sosialisasi empat pilar, tapi harus diikuti dengan gerakan pembudayaan Pancasila," kata Ahmad. (Adv)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.