Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI Tangkap Kapal Berbendera Malaysia Curi Ikan di Selat Malaka

Kompas.com - 15/02/2016, 07:45 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapal TNI Angkatan Laut (KAL) Viper menyergap kapal ikan asing berbendera Malaysia di perairan Selat Malaka, akhir pekan lalu. Di dalam kapal itu, TNI menemukan seorang anak buah kapal (ABK) sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Dalam siaran pers dari Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), Senin (15/2/2016), penyergapan itu dilakukan saat TNI AL tengah berpatroli di bawah kendali operasi Badan Keamanan Laut (Bakamla).

Sempat terjadi perlawanan dari kapal yang diduga tengah menjaring ikan di perairan Indonesia.

"Saat hendak ditangkap, nelayan pencuri ikan itu berupaya melarikan diri dengan menabrak KAL Viper sehingga dilepaskan tembakan peringatan," ujar Kepala Dinas Penerangan Koarmabar Letkol Ariris Miftachurrahman.

Mendengar suara tembakan, kapal dari Malaysia berjenis KHF 6515 itu justru menambah kecepatan. Kapal TNI langsung mengarahkan tembakan ke lambung kapal itu hingga akhirnya mereka menyerah.

"Saat diperiksa di dalam, seorang ABK di kapal itu ditemukan meninggal dunia. Selanjutnya kapal, ABK yang hidup beserta ikan hasil tangkapan dikawal menuju Lantamal I Belawan," lanjut Ariris.

Di Belawan, Kapal TNI menyerahkan berita acara pemeriksaan beserta barang bukti kapal dan 2 ton ikan ke Bakamla. Adapun, jenazah ABK dibawa ke Rumah Sakit di Medan untuk disemayamkan. Belum diketahui pasti apa penyebab meninggalnya ABK itu.

Rencananya, perwakilan dari perusahaan penangkap ikan di Malaysia akan datang ke Belawan untuk mengecek ABK meninggal dunia untuk selanjutnya dikremasi dan abunya diserahkan ke keluarga di Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com