Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika PPP Ditawari, Djan Faridz Ajukan Romahurmuziy Jadi Menteri Agama

Kompas.com - 04/01/2016, 17:47 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan hasil Muktamar Jakarta Djan Faridz enggan mencampuri adanya wacana perombakan kabinet (reshuffle) kabinet kerja.

Meski begitu, dia menyambut baik jika Presiden Joko Widodo menawarkan posisi menteri kepada PPP.

"Kalau PPP ditawarin menteri, saya pasti terima," ujar Djan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (4/1/2016).

Alih-alih mengajukan kader dari kubu Muktamar Jakarta, Djan malah akan mengajukan calon menteri dari kubu Muktamar Surabaya untuk masuk ke dalam pemerintahan.

(Baca: Jokowi: Jangan Mendikte, Intimidasi dan Desak "Reshufle")

Ia akan mengajukan M. Romahurmuziy menjadi Menteri Agama. Romahurmuzy adalah Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya.

Sementara posisi Menteri Agama aat ini masih dipegang Lukman Hakim Saifuddin, yang juga kader PPP.

"Saya pasti ajukan Rommy jadi menteri agama. Karena Romy agamanya bagus," kata Djan.

Namun, Djan menegaskan PPP tidak memaksakan kehendak untuk memasukkan kadernya menjadi bagian dari pemerintah. Menurut dia, reshuffle kabinet dan penempatan menteri merupakan hak presiden.

(Baca: Tak Mau Gabung ke KIH atau KMP, PPP Kubu Djan Faridz Ingin Dukung Pemerintah)

"Yang mementukan perlu atau tidak beliau sendiri dan rakyat. Presiden yang menentukan mana yang baik dan tidak," kata Djan.

Kabar mengenai akan dilakukannya reshuffle kabinet oleh Jokowi mulai terdengar. Hal ini menyusul bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam barisan partai pendukung pemerintah.

Namun, Presiden Jokowi menegaskan bahwa keputusannya soal reshuffle tidak bisa didikte oleh siapa pun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com