Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Mengaku Pernah Minta Budi Waseso Tidak Timbulkan Kegaduhan

Kompas.com - 08/09/2015, 14:23 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti menjelaskan kepada Komisi III DPR mengenai rotasi yang dilakukan pihaknya terhadap Komjen Budi Waseso dari jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional.

Penjelasan ini disampaikan Kapolri menanggapi cecaran dari semua perwakilan fraksi di Komisi III DPR yang mempertanyakan rotasi tersebut.

Dalam penjelasannya, Kapolri mengatakan bahwa penegakan kasus korupsi kerap kali menimbulkan kegaduhan. Dalam pengusutan kasus-kasus tertentu, Badrodin mengaku tak jarang meminta jajarannya untuk melapor terlebih dahulu sebelum bertindak.

"Kegaduhan akan menimbulkan dampak sosial. Kalau penegakan hukum tak memperhatikan dampak sosial, akan habis energi kita untuk menyelesaikan dampak sosial ini. Jadi penegakan hukum harus dilakukan dengan teknis yang tepat," kata Badrodin di ruang rapat Komisi III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2015).

Bahkan, lanjut Badrodin, penegakan hukum yang membuat gaduh ini menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Badrodin mengaku sempat menyampaikan apa yang menjadi perhatian Presiden ini kepada Budi Waseso. (Baca: Budi Waseso dan "Kegaduhan-kegaduhannya"...)

"Saya sampaikan kepada Kabareskrim, Presiden senang langkah yang dilakukan Kabareskrim, jangan sampai menimbulkan hal-hal yang kontroversial. Istilah Presiden menimbulkan kegaduhan," ucap Badrodin.

Namun, Badrodin tak menjelaskan secara eksplisit apakah masalah kegaduhan ini yang menjadi alasan Budi Waseso dirotasi. Badrodin hanya menekankan bahwa masalah narkoba juga tak kalah pentingnya dengan korupsi. Budi Waseso diyakini bisa menangani masalah narkoba dengan baik.

"Petimbangan Wanjakti memang narkoba juga memerlukan sosok seperti Pak Budi Waseso sehingga kita putuskan mutasi, di samping juga memberi pengalaman kepada yang bersangkutan," ucapnya.

Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mendukung langkah Polri untuk menyampaikan informasi mengenai penindakan hukum. Namun, pemberian informasi itu tidak boleh berlebihan. (Baca: Kepada Kapolri, Luhut Minta Pemberantasan Korupsi Pakai Cara yang Tak Bikin Gaduh)

"Pemberantasan korupsi harus dilakukan dengan cara-cara yang tidak boleh bikin gaduh," kata Luhut.

Komisaris Jenderal Budi Waseso sebelumnya membantah jika dirinya disebut membuat gaduh selama menjabat Kabareskim Polri. Ia merasa bekerja untuk penegakan hukum. (Baca: Budi Waseso: Saya Tidak Pernah Buat Gaduh)

"Enggaklah, saya tidak pernah buat gaduh. Saya hanya kerja demi penegakan hukum dan tidak buat gaduh," ujar Budi di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (2/9/2015).

"Lagian kan yang beritain ini kan teman-teman wartawan," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com