Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Soroti Kemerosotan Kesantunan dan Tata Krama

Kompas.com - 14/08/2015, 11:37 WIB
Suhartono,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyoroti kesantunan dan tata kerama bangsa Indonesia. Kemerosotan kesantunan dan tata krama ini dinilai dapat membahayakan kelangsungan hidup berbangsa.

Hal ini disampaikan Presiden Jokowi saat membacakan pidato kenegaraan pada Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Selama ini, kata Presiden, bangsa Indonesia terjebak pada pemahaman bahwa melambannya perekonomian global yang berdampak pada perekonomian nasional adalah masalah utama. Padahal, kalau dicermati lebih seksama, saat ini tengah terjadi masalah lain, yakni menipisnya nilai kesantunan dan tata krama yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa.

Terjadi fenomena menipisnya budaya saling menghargai, mengeringnya kultur tengang rasa baik di masyarakat, maupun institusi resmi seperti lembaga penegak hukum, organisasi masyarakat, media, dan partai politik. Ini lah yang dinilai menyebabkan bangsa terjebak pada lingkaran ego masing-masing.

Masalah ini dinilai Presiden dapat menghambat program pembangunan, budaya kerja, semangat gotong royong, serta tumbuhnya karakter bangsa.

Lebih jauh, Presiden menyampaikan adanya kecenderungan semua orang merasa bebas berperilaku dan menyuarakan kepentingan masing-masing. Kondisi ini menjadi semakin kurang produktif ketika media hanya mengejar rating dibandingkan dengan memandu publik untuk meneguhkan nilai-nilai keutaman dan budaya kerja produktif.

Bahkan, masyarakat sekarang mudah terjebak “histeria publik” saat merespons suatu persoalan, khususnya yang menyangkut isu-isu sensasional.

Oleh karena itu, Presiden mengajak bangsa Indonesia untuk menjaga kesantunan politik, tata krama hukum, ketatanegaraan, serta kedislipinan ekonomi.

“Tanpa itu, kita akan kehilangan optimisme dan lamban mengatasi persoalan-persoalan, termasuk tantangan ekonomi yang tengah kita hadapi. Tatanan Kehidupan berbangsa dan bernegara kita akan miskin,” ujar Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Nasional
Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com