Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pengakuan Masyarakat Sipil yang Pernah Naik dan Bayar di Pesawat Hercules

Kompas.com - 02/07/2015, 07:02 WIB

KOMPAS.com — Beberapa warga sipil mengaku pernah menjadi penumpang pesawat angkut militer Hercules dengan membayar. Namun, pihak TNI membantah dan mengatakan telah menerjunkan tim untuk menyelidikinya.

Mun, yang mengaku sebagai sepupu Robiyanto, salah satu penumpang Hercules C-130 TNI AU yang jatuh di Medan pada Selasa (30/6/2015), mengatakan, sepupunya menumpang Hercules naas itu dengan membayar kendati tak tahu persis berapa.

"Biayanya lebih murah dan kami punya keluarga militer," kata Mun yang juga pernah naik pesawat Hercules.

"Saya sendiri pernah naik Hercules, dari Tanjung Pinang ke Natuna. Waktu itu bayarnya Rp 500.000," kata Mun.

"Tak ada tempat duduk. Jadi, saya berdiri saja, kan penerbangannya tak sampai satu jam. (Di dalam pesawat itu) ada ayam, ada kambing, lengkap deh," katanya tergelak.

Pengakuan di media sosial

Menyusul terungkapnya banyak warga sipil penumpang pesawat Hercules yang jatuh di Medan, muncul pula sejumlah pengakuan tentang pengalaman naik Hercules dengan membayar ongkos.

Vonkie Dino menulis di laman Facebook tentang pengalamannya pada 2005 saat membawa bantuan untuk para korban bencana gempa bumi di Nias.

Ketika dihubungi BBC Indonesia, dia menambahkan, "Jadi, dari Bandara Polonia, saat itu saya tak mendapatkan pesawat, lalu ditawari oleh seorang calo untuk naik Hercules. Saya pikir gratis karena membawa bantuan kemanusiaan dan karena milik militer. Ternyata harus bayar. Kalau tidak salah Rp 600.000."

Dia mengakui bahwa dirinya tak berhubungan dengan awak pesawat atau anggota militer lain. Semua transaksi dan urusan ditangani oleh calo, yang sudah dikenalnya lebih lama.

Di laman Facebook, ada pula yang menuliskan pengalaman naik Hercules TNI tanpa harus membayar.

Natasya Adelia Rojak menulis, "Saya pernah naik, dari Balikpapan ke Surabaya, tapi tidak berbayar, gratis. Om saya anggota Akabri, TNI AU, jadi gratis. Tapi, hanya kami yang naik, pada saat itu dalam rangka latihan militer TNI AU. Tidak ada warga sipil selain saya dan keluarga saya."

Penyelidikan TNI

Juru bicara TNI Mayjen Fuad Basya mengatakan sudah menurunkan tim investigasi untuk menyelidiki laporan tentang penumpang warga sipil yang membayar untuk bisa menggunakan fasilitas penerbangan militer Hercules C-130.

"Kami baru turunkan tim investigasi dan kami belum menemukannya. Itu kan baru hanya anggapan orang-orang saja. Sampai hari ini, tim investigasi kami tidak menemukan hal itu. Jika ada, kepada komandan satuannya, pasti kami berikan sanksi yang berat," kata Fuad.

Fuad mengulangi lagi pernyataan bahwa kalaupun ada warga sipil yang menumpang, mereka adalah anggota keluarga prajurit TNI.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com