JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi VIII DPR, Maman Imanulhaq, mengatakan bahwa kasus Angeline (8), bocah yang menghilang dan ditemukan tewas di Denpasar, merupakan puncak gunung es dari kasus kekerasan terhadap anak. Sebab, kasus seperti ini banyak terjadi dan tidak terungkap secara gamblang.
"Kasus Angeline ini puncak gunung es. Masih banyak anak-anak lain yang juga bernasib seperti Angeline," kata Maman yang hadir dalam acara seribu lilin untuk Angeline di Bundaran HI, Jakarta, Kamis (11/6/2015).
Maman menantang semua unsur masyarakat Indonesia untuk tanggap terhadap lingkungan sekitar. Salah satunya mengenai kekerasan terhadap anak dalam lingkup terkecil, di sekitar rumah.
"Ada enggak keberanian dari tetangga. Misalnya, anak kecil matanya sayu, terus diidentifikasi anak tersebut mengalami KDRT, berani enggak laporkan?" kata Maman.
Anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyebut bahwa sifat individualistis sering kali jadi momok perlindungan anak. Akibatnya, banyak anak-anak di lingkungan yang seperti itu terus-menerus mengalami tindakan kekerasan. "Individualistis harus dihentikan," kata Maman.
Maman menambahkan, momen kematian Angeline dapat dijadikan langkah untuk perbaikan perlindungan anak, mulai dari sisi undang-undang, hingga pada pemberian ruang terbuka yang ramah bagi anak.
"Momen kematian Angeline harus ditangani dengan lebih serius. Salah satunya, memberikan ruang ramah bagi anak di sekolah ataupun di tempat lainnya," kata Maman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.