Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yenti Garnasih Siap Tak Kompromi Saat Menyeleksi Capim KPK

Kompas.com - 22/05/2015, 15:24 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ahli pencucian uang Yenti Garnasih berjanji tidak berkompromi dengan pihak mana pun dalam menyeleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi nantinya. Yenti terpilih sebagai salah satu dari sembilan "Srikandi" Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK.

"Insya Allah tidak. Itu lah pengangannya, tanggung jawab. Saya pribadi, kita harus tidak menyia-nyiakan kepercayaan Presiden," kata Yenti saat ditemui di ruangannya di Kampus Universitas Trisakti Jakarta, Jumat (22/5/2015).

Yenti berjanji akan obyektif dan netral dalam memproses calon komisioner KPK bersama anggota Pansel lainnya nanti.

"Sadar pekerjaan kita berat, tetapi ini tugas mulia karena korupsi di Indonesia sangat parah," ucap Yenti.

Ia berharap, Pansel bisa menghasilkan pimpinan KPK yang berintegritas dan memiliki rekam jejak baik. Ia lalu menyinggung kasus-kasus yang menjerat pimpinan KPK di masa lalu.

"Ada Antasari, ada Bibit Chandra, ada peristiwa Abraham Samad, tentu kita harus lihat, belum tentu juga kesalahan komisionernya. Kalaupun kesalahannya benar itu di mana dan apa. Sebagai anggota pansel, kita harusnya sudah punya kajian pemikiran," tutur dia.

Yenti tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan dipilih sebagai Pansel Capim KPK. Mulanya, ia dihubungi pihak Istana dan pihak Koalisi Masyarakat Sipil yang menanyakan kesediaannya untuk dicalonkan sebagai anggota Pansel.

Berbekal pengalaman di bidang hukum selama 23 tahun, Yenti menyanggupi tawaran tersebut. Hingga pada 21 Mei kemarin, ia mengetahui bahwa namanya dituntuk Presiden sebagai anggota Pansel KPK. Kabar itu diketahuinya dari pihak Universitas Trisakti.

"Kaget saya, karena kan baru kemarin ditawarin, kedua saya pikir banyak sekali yang dicalonkan, kok bisa kepilih. Saya juga enggak tahu prosesnya bagaimana, saya enggak tahu lah. Pokoknya saya tahu sore ada yang menanyakan kesediaannya. Tapi saya tidak menjanjikan apa-apa bahwa nanti yang memutuskan tetap Presiden," tutur dia.

Pada Kamis (21/5/2015), Presiden Jokowi mengumumkan nama-nama anggota Pansel KPK. Mereka adalah Destry Damayanti (ekonom, ahli moneter) sebagai ketua merangkap anggota, Enny Nurbaningsih (pakar hukum tata negara) sebagai wakil ketua merangkap anggota, dan Harkristuti Harkrisnowo (pakar hukum pidana dan HAM) sebagai anggota.

Anggota lainnya adalah Betti Alisjabana (ahli teknologi informasi dan manajemen), Yenti Garnasih (pakar pidana ekonomi), Supra Wimbarti (ahli psikologi), Natalia Subagio (pakar pemerintahan dan birokrasi), Diani Sadiawati (ahli hukum), dan Meuthia Ganie Sadiawati (sosiolog).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Anggap Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com