Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Tidak Mungkin Kita Bergantung pada Barat

Kompas.com - 22/05/2015, 08:25 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, konflik Laut China Selatan bisa diatasi jika para pemimpin negara yang bersengketa punya perhatian bersama mengenai keamanan dan perdamaian kawasan. Kalla menekankan pentingnya kolaborasi antarnegara Asia.

"Tentang Asia Timur khususnya, kita menghadapi beberapa tantangan, seperti melemahnya ekonomi dunia, ketimpangan pendapatan, dan ketidakpastian ekonomi. Saat ini, kita sedang dites kemampuan kita menyelesaikan masalah sendiri karena bergantung pada Barat tidaklah mungkin," kata Kalla, saat berpidato dalam acara 21st Conference On The Future Of Asia Asia Beyond 2015, di Tokyo, Jepang, Kamis (21/5/2015), seperti yang disampaikan Juru Bicara Kalla Husain Abdullah.

Menurut Kalla, pusat ekonomi dan geopolitik mulai berpindah dari Barat ke Asia. Untuk itu, diperlukan kesiapan negara-negara Asia untuk mengelola perpindahan pusat ekonomi dan geopolitik yang terjadi saat ini. Ia berpendapat bahwa Asia bisa memimpin jika kawasan bisa mengelola perbedaan kondisi masing-masing dengan satu tujuan bersama.

"Asia merupakan kawasan yang sangat beragam. Dari yang berpenduduk sedikit seperti Brunei dan China yang lebih dari 1 miliar, hingga perbedaan pendapatan, seperti antara yang mencapai 100.000 dollar dengan yang hanya 1.000 ribu dollar. Asia juga punya banyak sistem politik," tutur Kalla.

Saat ini, lanjut dia, Asia berada pada fase pembangunan keamanan dan perdamaian yang baik. Tantangan ke depannya adalah mempertahankan kondisi tetap kondusif.

"Kuncinya adalah terus memandang ke depan dan inovatif, dan yang paling penting adalah saling berkolaborasi antarnegara Asia," ucap dia.

Kalla mencontohkan kerja sama yang dilakukan antara Indonesia, Singapura, dan Malaysia dalam mengelola Selat Malaka. Saat ini, Selat Malaka merupakan selat yang paling sibuk dan menggerakkan perekonomian kawasan.

"Lebih dari 100.000 kapal bongkar muat di selat ini yang mengangkut seperempat lebih barang perdagangan dunia. Masalah yang saat ini belum selesai adalah soal Laut China Selatan," kata Kalla.

Wapres juga menyampaikan bahwa kawasan Asia Tenggara berperan penting dalam menggerakkan perekonomian dan keamanan kawasan Asia Timur. Pada tahun dimulainya pelaksanaan kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN, kerja sama untuk pembangunan yang berkelanjutan di kawasan merupakan hal penting yang harus dilakukan bersama.

Terkait tujuan itu, Indonesia menyadari peran pentingnya, baik di Asia Tenggara maupun Asia Timur.

"Karena itu, Indonesia terus mengejar pembangunan untuk mengejar arus pasokan dunia dengan fokus pada produksi barang proses, bukan barang mentah lagi, juga mengejar pembangunan infrastruktur, khususnya transportasi, untuk menekan biaya logistik," kata Kalla.

Selain itu, Indonesia fokus mendorong jumlah penanaman modal asing dan menjaga demokrasi sebagai pilar pembangunan. Kalla juga mengatakan bahwa Indonesia akan fokus pada kegiatan kemanusiaan.

"Indonesia terus berbenah dan memainkan peran penting untuk membangun kolaborasi dan kerja sama dengan negara-negara lain untuk Asia yang lebih stabil dan makmur," ujar dia.

Wapres tiba di Tokyo pada Kamis dan dijadwalkan kembali ke Indonesia pada Jumat (22/5/2015). Selain menghadiri forum yang digelar Nikkei, ia bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Tokyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Nasional
Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Nasional
BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com