JAKARTA, KOMPAS.com — Selain meminta penegakan hukum yang tegas, Presiden Joko Widodo juga berharap agar Lembaga Manajemen Kolektif Nasional bisa lebih berperan. Apabila lembaga itu bisa berperan, seniman akan mendapatkan hasil karyanya.
"Sekarang ada Lembaga Manajemen Kolektif Nasional, ini memang harus didorong terus untuk kelola pengumpulan royalti yang ada. Saya tahu pencipta lagu, pemusik sekarang sudah kaya, tapi saya ingin (mereka) tambah kaya atau kaya raya," ujar Jokowi di hadapan para seniman yang tergabung dalam Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (Asiri) serta Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Pemusik Republik Indonesia, Senin (18/5/2015).
Jokowi juga meminta agar lembaga itu bisa bekerja sama dengan kepolisian dan institusi lain untuk memberantas praktik pembajakan. "Jangan sampai sudah dibentuk, tapi enggak punya fungsi nyata," ucap dia.
Apabila royalti benar-benar dibayarkan kepada para pembuat karya seni, Jokowi yakin industri kreatif bisa berkembang lebih jauh. Ia juga berharap agar penegak hukum bisa benar-benar mencari mafia besar dari pembajakan di Indonesia.
"Artinya, memang pemain besar yang harus diselesaikan, bukan yang jualan di trotoar, bukan. Kalau enggak bisa diselesaikan, saya akan menduga pasti ada masalah. Seperti yang diduga tadi kenapa enggak bisa diselesaikan," ujar dia.
Hadir dalam pertemuan Jokowi dengan kelompok seniman kali ini adalah Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti. Adapun deretan artis yang hadir antara lain Bimbo, Marcel, Ashanti, Yovie Widianto, dan anggota DPR Anang Hermansyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.