CILACAP, KOMPAS.com — Pelaksanaan eksekusi terhadap 9 terpidana mati disebut-sebut akan dilakukan pada Rabu (29/4/2015) dini hari. Meski kepastian jadwal eksekusi belum diketahui, suasana di dalam Nusakambangan, khususnya di LP Besi tempat terpidana mati diisolasi, lebih mencekam dibanding hari-hari sebelumnya.
"Yang jelas lebih mencekam dari kemarin karena sifatnya sudah tertutup," ujar Ade Yuliana, kuasa hukum Zainal Abidin, yang sempat masuk ke dalam Nusakambangan untuk bertemu Zainal, Selasa (28/4/2015).
Pemeriksaan pun dilakukan sangat ketat. Sebelum masuk ke dalam lapas, pemeriksaan dilakukan pihak kepolisian di Dermaga Sodong (dermaga yang berada di Nusakambangan). Tidak hanya itu, benda-benda yang menempel di badan, kecuali pakaian, mesti ditanggalkan sebelum bertemu dengan terpidana.
"Mulai dari Pelabuhan Sodong, sudah mulai ada pemeriksaan yang keluar dan masuk. Pengamanan sangat ketat. Kami pun sampai lepas sepatu. Jam tangan pun harus dilepas," kata dia.
Suasana mencekam Nusakambangan kian terasa karena para terpidana pada hari ini lebih banyak melakukan kegiatan keagamaan.
Untuk Zainal Abidin, ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan berzikir. "Yang Nasrani ke gereja, yang Muslim ke masjid," kata Ade.
Sementara itu, di luar Nusakambangan, khususnya di Dermaga Wijaya Pura (tempat penyeberangan ke Nusakambangan), penjagaan sangat ketat.
Polisi dan TNI menutup jalan Tambak Reja. Beberapa personel TNI, sambil menenteng senjata, tersebar di sudut-sudut dermaga. Tidak hanya itu, mobil kepolisian bahkan berpatroli hingga ke alun-alun Kota Cilacap. (Taufik Ismail)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.