Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Kepuasan Publik Rendah, Jokowi Disarankan "Reshuffle" Kabinet

Kompas.com - 24/04/2015, 16:15 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan bahwa penurunan tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo, seperti yang dirilis oleh beberapa lembaga survei, diakibatkan kurangnya kemampuan lembaga-lembaga pembantu Presiden dalam membuat dan menjalankan kebijakan.

Ari mengutip laporan salah satu lembaga survei yang menyebutkan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla dalam waktu enam bulan pemerintahan hanya di bawah 50 persen.

"Masyarakat tidak percaya karena figur-figur anggota kabinet tidak mampu memberikan keyakinan akan keberhasilan pemerintah dalam jangka panjang," ujar Ari dalam diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/4/2015). (Baca: Banyak Menteri Pencitraan, Jokowi Diminta Tak Ragu "Reshuffle" Kabinet)

Menurut Ari, dalam enam bulan sejak awal terbentuknya pemerintahan, efektivitas pemerintahan tidak banyak terjadi. Komunikasi antara Jokowi dan para anggota kabinetnya tidak berjalan secara efektif sehingga menimbulkan tumpang tindih kebijakan.

Selain itu, adanya "disonansi" atau kondisi ketidakcocokan antara anggota kabinet dan tugas-tugas sesuai pos kementerian yang diberikan menimbulkan ketidaknyamanan. Akibatnya, harapan publik yang besar tidak tercapai dalam realitas yang terjadi. (Baca: Wapres: Ada "Reshuffle" jika Hasil Evaluasi Tak Penuhi Target)

"Paling tidak, dalam masa kampanye ada jargon revolusi mental, tol laut, dan poros maritim. Tetapi, arah kebijakan belum ada. Publik kemudian bertanya, jangan-jangan itu hanya jargon saja," kata Ari.

Rohaniwan dan pengamat sosial, Benny Susetyo, yang hadir dalam diskusi tersebut mengatakan bahwa waktu enam bulan adalah momentum yang tepat bagi Jokowi untuk melakukan reshuffle kabinet. (Baca: Jusuf Kalla: "Reshuffle" Kabinet Tak Tergantung Survei)

Menurut dia, salah satu penyebab kurangnya kepuasan publik ialah karena para pembantu Presiden tidak memberikan data yang valid sehingga kebijakan sering kali menjadi tidak tepat.

"Ada persoalan kesenjangan birokrasi. Fungsi birokrasi itu penting, sedangkan penempatan kabinet banyak yang tidak sesuai bidang. Banyak tim pemenang dimasukkan tanpa melihat kemampuannya," kata Benny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com