Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Sekjen DPR tentang Anggaran Pengharum Ruangan Miliaran Rupiah

Kompas.com - 14/04/2015, 19:07 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal DPR RI Winantuningtyastiti akhirnya angkat bicara menanggapi rancangan anggaran fantastis yang salah satunya untuk memenuhi pengadaan pengharum ruangan Gedung DPR RI. Menurut Win, penyusunan anggaran itu dilakukan bertahap dengan perhitungan yang matang.

"Dalam pengelolaan anggaran, perencanaan itu tidak mungkin ngawur. Tidak mungkin ada perencanaaan yang asal-asalan. Ada kriteria untuk perencanaan, ada standar dan tahapan," kata Win di Gedung Setjen DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (14/4/2015).

Win menjelaskan, semua rancangan anggaran itu dipublikasikan melalui website Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) DPR untuk memenuhi kewajiban transparan dan terbuka pada publik.

Mengenai nomenklatur pengharum ruangan yang mencapai Rp 2,3 miliar, Win menjelaskan bahwa anggaran sebesar itu untuk memenuhi pengadaan ribuan botol pengharum di ratusan ruangan di Gedung DPR selama satu tahun. Ia menegaskan, angka Rp 2,3 miliar adalah batas maksimal pagu anggaran dan hasil lelang diprediksi jauh di bawahnya.

"Hasil lelang pasti di bawah itu dan secara terbuka kita kasih tahu," ujarnya.

Secara rinci, Win menuturkan bahwa anggaran Rp 2,3 miliar itu adalah untuk memenuhi pengadaan pengharum ruangan dalam setahun yang setiap bulannya memerlukan sekitar 1.110 botol, alat pengharum urinoir yang tiap bulannya memerlukan 385 kemasan, tisu dan tempatnya yang setiap bulan memerlukan sekitar 242 kemasan, cairan pembersih dudukan kloset yang tiap bulannya memerlukan sekitar 112 kemasan, pewangi untuk acara pidato kenegaraan yang dalam satu tahun digelar empat kali, serta pengadaan 163 tempat sampah untuk pembalut wanita.

"Realisasinya Rp 1,5 miliar. Itu hasil lelang terbuka item-item itu dalam setahun. Sudah dilelang dan hasilnya pengadaan itu," ujarnya.

Selanjutnya, Win juga mengatakan bahwa pagu anggaran untuk memenuhi biaya pemeliharaan rusa adalah Rp 650 juta. Setelah dilelang, angkanya turun menjadi Rp 500 juta untuk menutup biaya pemeliharaan 58 rusa dalam satu tahun. Dokter khusus didatangkan dua kali dalam satu pekan untuk rusa-rusa tersebut. Penjaganya berjumlah lima orang yang memberi makan rusa, seperti wortel atau ubi, dua kali sehari.

"Kalau pengadaan PC dilakukan karena PC yang lama sudah tua, sudah mau dilelang. Pengadaan bukan dari APBN-P, melainkan dari dana optimalisasi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com