JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menampik dirinya berseteru dengan nelayan asal Rembang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Susi pun meminta agar tidak ada pihak yang berasumsi akan pertemuan itu.
"Jangan berasumsi!" tukas Susi kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Senin (13/4/2015) sore.
Susi mengaku hingga saat ini memang belum ada jalan keluar yang bisa diambil untuk mengatasi protes keras yang dilontarkan para nelayan itu. Menurut dia, saat ini pemerintah masih berusaha berdiskusi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan pihak terkait.
"Belum ada. Saya sudah katakan, bahwa ini saya masih meeting dengan gubernur," tukas Susi menyudahi sesi wawancara.
Sebelumnya, Jokowi sempat melakukan mediasi antara nelayan dengan Menteri Susi di Istana Negara pada 8 April lalu. Saat itu, Susi meninggalkan pertemuan lebih dulu karena bertengkar dengan para nelayan asal Rembang.
Koordinator Front Nelayan Bersatu, Bambang Wicaksana, bercerita pertemuan mereka dengan Menteri Susi berlangsung cukup sengit. Sebabnya ialah para nelayan mengeluhkan kebijakan Susi yang melarang semua nelayan pantura menggunakan cantrang (alat untuk menangkap ikan tanpa pemberat) mulai bulan September.
Susi menganggap penggunaan cantrang itu layaknya penggunaan trawl yang akan merusak kelestarian biota laut. "Pemberlakuan Permen 2/2015 tentang pelarangan alat tangkap ikan, salah satunya cantrang, sangat mematikan ekonomi nelayan kami. Terpaksa berbagai upaya kami lakukan, mulai dari Ombudsman, DPR RI, berdemo, tetapi tidak ada tanggapan dari Ibu Susi sehingga terpaksa kami menghadap Bapak Presiden," ucap Bambang.
Dia mengatakan, nelayan sebenarnya hanya meminta agar pelarangan itu ditunda sampai tiga tahun mendatang. Sebab, apabila dalam jangka waktu yang sempit nelayan harus berhenti melaut, mereka tidak bisa membayar kredit yang diajukan. Jika nelayan harus mengganti alat tangkap ikan, biaya yang harus dikeluarkan sangat besar.
Baca juga: Ketika Nelayan Bertengkar dengan Menteri Susi di Hadapan Jokowi...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.