JAKARTA, KOMPAS.com - Raden Ajeng Murama, pelapor dugaan tindak pidana pemalsuan surat dan penggunaan surat palsu oleh pimpinan Partai Golkar kubu Agung Laksono, menegaskan bahwa dasar laporannya tidak terkait masalah politik. Laporan itu ditujukan kepada pimpinan Partai Golkar Kubu Agung Laksono karena surat palsu terkait dengan Munas Ancol, Desember 2014 lalu itu dianggap menyinggung pihak keluarga.
"Klien kami melaporkan selaku pribadi, selaku individu, selaku keluarga. Tidak ada kaitannya dengan masalah politik dari internal Partai Golkar. Tidak ada intervensi dari kubu Ical (Aburizal Bakrie) juga," kata pengacara Murama, Hendra Heriansyah di Bareskrim Polri, Kamis (2/4/2015).
Hendra menjelaskan, pihak keluarga kecewa dengan adanya nama dan tanda tangan almarhum Raden Bagus Mohamad Ridwan, adik dari Murama, di dalam surat mandat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Surat itu tertanggal 4 Desember 2014, sedangkan Ridwan sendiri telah meninggal dari 6 Oktober 2011.
"Saya merasa dirugikan dengan adanya surat itu. Masa orang meninggal empat tahun yang lalu bisa hadir dalam Munas Ancol. Ini mengingatkan pada kejadian empat tahun ke belakang. Saya merasa sakit hati. Orang meninggal dibawa-bawa ke arena politik," kata Murama.
Laporan RA Murama tertera dalam laporan polisi nomor LP/417/IV/2015/Bareskrim tanggal 2 April 2015. Murama melaporkan dugaan tindak pidana pemalsuan surat dan penggunaan surat palsu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263 ayat (1) dan ayat (2) KUHP.
Agung membantah
Agung Laksono telah membantah ada pemalsuan dokumen mandat yang dibawa peserta Munas Golkar di Ancol, Jakarta. Menurut dia, semua peserta yang hadir pada saat Munas itu memiliki niat yang baik untuk membangun partai. (Baca: Agung Laksono Bantah Ada Pemalsuan Dokumen Saat Munas Golkar di Ancol)
"Tidak ada yang melakukan pemalsuan, terutama dari daerah," kata Agung di Kantor DPP Nasdem, Gondangdia, Jakarta, Rabu (11/3/2015).
Agung meminta agar kubu Aburizal Bakrie tidak melakukan upaya kriminalisasi terhadap para pendukungnya. Ia menegaskan bahwa semua peserta yang hadir pada saat pelaksanaan Munas Jakarta adalah pengurus daerah yang asli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.