Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Penunjukan Lima Deputi Luhut Binsar Panjaitan

Kompas.com - 02/04/2015, 14:24 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Empat dari lima deputi ditambah dengan dua staf khusus resmi dilantik dan mulai memperkuat Kantor Staf Kepresidenan. Seusai pelantikan, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan pun membanggakan timnya itu sebagai "tim tangguh".

Dia menganggap tim ini tangguh karena diisi oleh mereka yang benar-benar pakar di bidangnya. Beberapa di antaranya bahkan ilmunya dipakai oleh Gedung Putih hingga Uni Eropa dan sudah tinggal puluhan tahun di luar negeri, tetapi memutuskan kembali ke Tanah Air.

Yanuar bikin Jokowi terpincut

KOMPAS.com/Sabrina Asril Deputi II Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho

Cerita Luhut soal timnya ini dimulai dari Yanuar Nugroho yang kini menjadi Deputi II Bidang Pengelolaan dan Kajian Program Prioritas. Yanuar diperkenalkan Luhut sebagai seorang ahli ekonomi inovasi yang memiliki sederet prestasi.

"Beliau sampai sekarang ini profesor di Manchester, UK (Inggris), dan masih visiting professor (pengajar tamu) di sana, masih meluluskan Phd. Dia pernah kerja di Uni Eropa, susun tentang program-program Uni Eropa. Sekarang bantu Presiden untuk dapat lihat program di Bappenas sehingga bisa berjalan dengan bagus," tutur Luhut.

Luhut mengaku nama Yanuar awalnya diminta oleh Presiden Jokowi, yang mengaku terkesima dengan sederet prestasi yang dimiliki pria itu. Luhut awalnya tidak serta-merta percaya dengan penilaian Presiden, tetapi pernyataan Presiden membuatnya penasaran untuk menelisik lebih jauh akan sosok Yanuar.

"Presiden bilang ke saya, 'Pak Luhut itu di sana ada yang hebat banget, namanya Yanuar.' Saya juga antara ingat dan tidak. Saya cari curriculum vitae-nya, loh ini hebat banget ternyata," kata Luhut.

Mantan perwira TNI dengan pangkat terakhir Jenderal Kehormatan itu pun menuturkan, dia takjub akan penghargaan beasiswa yang diterima Yanuar, yakni "Hallsworth Fellowship Award". Penghargaan itu adalah salah satu penghargaan internasional bergengsi di bidang ekonomi dan politik di Inggris.

Yanuar juga menjadi orang Asia pertama yang menerima penghargaan tersebut. "Setelah saya bertemu, saya lihat, wah paten juga ini orang," ujar Luhut.

Darmawan Prasojo, analis Gedung Putih

KOMPAS.com/Sabrina Asril Deputi I Staf Kepresidenan Darmawan Prasojo

Luhut kemudian memperkenalkan Darmawan Prasojo, yang menjadi Deputi I Bidang Monitoring dan Evaluasi. Darmo, demikian Darmawan disapa, disebut Luhut sebagai salah satu anak muda yang bisa mendapat predikat "rising star".

"Dia pernah bekerja di Gedung Putih, pernah kerja di kantor senator (John) Kerry. Ini rising star anak muda," ucap Luhut.

Meski terbilang muda, Darmo dianggap memiliki analisis yang tajam di bidang ekonomi energi. Selama dua puluh tahun merantau di Amerika Serikat, Darmo pun kembali ke Tanah Air.

Dipilihnya Darmo ini, sebut Luhut, diakuinya karena ada kedekatan hubungan. Luhut pun berseloroh bahwa pemilihan Darmo sedikit KKN.

"Memang ada KKN sedikit karena dulu ayahnya adalah instruktur saya di akademi militer. Pas saya ketemu dia, wah ini orang boleh juga. Saya lihat CV-nya paten juga," kata Luhut.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com