Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintahan Jokowi Diminta Respons Cepat Penembakan TNI di Aceh

Kompas.com - 25/03/2015, 19:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintahan Joko Widodo diminta merespons cepat insiden penculikan dan pembunuhan dua personel TNI di Aceh. Insiden tersebut dianggap sebagai bentuk amarah eks anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

"Pemerintah harus merespons cepat peristiwa di Aceh dengan mengurai lagi permasalahan di NAD (Nanggroe Aceh Darussalam) melalui pendekatan yang lebih efektif dan dialog yang mengedepankan perdamaian," ujar Ketua Pusat Studi Politik dan Pemerintahan Universitas Padjadjaran, Bandung, Muradi, melalui siaran persnya, Rabu (25/3/2015).

Setidaknya, lanjut Muradi, ada tiga hal yang harus diperhatikan pemerintah dalam merespons peristiwa itu. Pertama, pastikan bahwa bentuk bantuan pemerintah pusat kepada eks anggota GAM telah sampai dan efektif sebagai peralihan mereka menjadi masyarakat Aceh biasa.

"Kita ingat juga, evaluasi proses pemberian bantuan merupakan salah satu amanat dalam Perjanjian Helsinki. Itu harus menjadi proses berikutnya," ujar Muradi.

Kedua, Polri dan TNI harus melibatkan unsur Pemerintah Provinsi NAD dalam mencari solusi agar insiden pembunuhan TNI tidak terulang atau bahkan berkelanjutan. Muradi menekankan bahwa pemerintah pusat harus memastikan elite politik eks GAM menurunkan ego politiknya demi kestabilan wilayah Aceh.

Ketiga, Presiden harus meyakinkan TNI atau Polri untuk tetap menahan diri dan tetap di dalam satu garis komando. (Baca: Diculik Kelompok Bersenjata, Dua Intel Kodim Aceh Utara Ditemukan Tewas)

Muradi khawatir, pembunuhan dua personel TNI akan memicu amarah anggota lain di TNI, dan pada akhirnya malah akan mengganggu stabilitas wilayah Aceh. Muradi menengarai, insiden pembunuhan itu dilakukan eks GAM. Hal itu dapat dilihat dari pola penculikan dan eksekusi dua anggota Kodim tersebut. Terlebih lagi, para pelaku menyasar aparat keamanan.

Muradi menilai, pola demikian selama ini dilakukan oleh milisi GAM sebelum Perjanjian Helsinki ditandatangani. Muradi melanjutkan, kemunculan eks GAM ini merupakan bentuk amarah terhadap situasi sosial dan ekonomi yang ada. Terdapat lebih dari 500 eks milisi GAM yang tersebar di Provinsi Aceh. Mereka menunggu janji pemerintah memberikan kemudahan ekonomi untuk terintegrasi dengan masyarakat. (Baca: Ada Belasan Selongsong Peluru AK-47 dan M-16 Dekat Jasad Personel TNI di Aceh)

"Faksi liar eks GAM ini cenderung belum terkonsolidasi dan masih sporadis. Respons baik pemerintah diharapkan akan mengurangi ketegangan dan mengarahkannya untuk membangun NAD bersama-sama," lanjut Muradi.

Kasus penculikan dan pembunuhan ini menimpa dua anggota Kodim 0103 Lhokseumawe bernama Serda Indra Irawan (41) dan Sertu Hendrianto (36). Senin (23/3/2015), Indra dan Hendri pergi ke Kampung Alu Papan, Desa Alumbang, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara, untuk bertemu kepala desa setempat. (Baca: Ini Kronologi Tewasnya Dua Anggota Kodim 0103 Lhokseumawe)

Kedatangan Indra dan Hendri untuk melakukan pembinaan teritorial masyarakat atau sosialisasi nilai-nilai Pancasila. Aksi itu menyusul laporan masyarakat tentang adanya aktivitas dari kelompok bersenjata yang sering meminta uang ke masyarakat. Pada sore hari, sosialisasi keduanya selesai.

Namun, baru berjarak sekitar 300 meter dari kediaman kepala desa, sekelompok orang bersenjata menyergap dan menculik mereka menggunakan mobil. Keduanya ditemukan meninggal dunia pada Selasa pukul 08.30 WIB. Keduanya ditemukan dalam keadaan tangan terikat ke belakang, tubuh penuh luka tembak, dan hanya mengenakan celana dalam. Selain itu, ada 12 selongsong peluru AK-47 dan tiga selongsong peluru M-16 ditemukan di sekitar jenazah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Sita 7,7 Kg Emas Terkait Kasus Korupsi 109 Ton Emas

Kejagung Sita 7,7 Kg Emas Terkait Kasus Korupsi 109 Ton Emas

Nasional
Dua Kapal Fregat Merah Putih TNI AL Diharapkan Bisa Beroperasi pada 2028

Dua Kapal Fregat Merah Putih TNI AL Diharapkan Bisa Beroperasi pada 2028

Nasional
Hadiri Forum Doha III, Menlu Retno Suarakan Keterlibatan Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi

Hadiri Forum Doha III, Menlu Retno Suarakan Keterlibatan Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi

Nasional
Wilayah Udara IKN Akan Di-'cover' Radar GCI Buatan Perancis

Wilayah Udara IKN Akan Di-"cover" Radar GCI Buatan Perancis

Nasional
ICW Sebut Orang-Orang Kompeten Trauma dengan Pelemahan KPK 2019

ICW Sebut Orang-Orang Kompeten Trauma dengan Pelemahan KPK 2019

Nasional
Menlu Retno Hadiri Pertemuan Doha III, Bahas Nasib Afghanistan Setelah Dikuasai Taliban

Menlu Retno Hadiri Pertemuan Doha III, Bahas Nasib Afghanistan Setelah Dikuasai Taliban

Nasional
Respons Parpol soal Putusan KPU yang Akomodasi Putusan MA soal Batas Usia Calon Kepala Daerah

Respons Parpol soal Putusan KPU yang Akomodasi Putusan MA soal Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
KPK Blak-blakan Akui Ada Persoalan Hubungan dengan Polri dan Kejagung

KPK Blak-blakan Akui Ada Persoalan Hubungan dengan Polri dan Kejagung

Nasional
Kepada Polri, Puan: Berantas Segera Para Bandar Judi 'Online'

Kepada Polri, Puan: Berantas Segera Para Bandar Judi "Online"

Nasional
Ketua KPK Akui PR Besar Penggantinya Koordinasi dengan Polri dan Kejagung jika Ada yang Ditangkap

Ketua KPK Akui PR Besar Penggantinya Koordinasi dengan Polri dan Kejagung jika Ada yang Ditangkap

Nasional
PDI-P Dinilai Sulit Kalahkan Koalisi Khofifah jika Tak Bermitra dengan PKB pada Pilkada Jatim

PDI-P Dinilai Sulit Kalahkan Koalisi Khofifah jika Tak Bermitra dengan PKB pada Pilkada Jatim

Nasional
Cak Imin Tegaskan PKB Tak Akan Pasangkan Anies dengan Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta

Cak Imin Tegaskan PKB Tak Akan Pasangkan Anies dengan Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Kapolri Minta Maaf di HUT Ke-78 Bhayangkara, tapi...

Saat Kapolri Minta Maaf di HUT Ke-78 Bhayangkara, tapi...

Nasional
Komnas Perempuan Harap DKPP Sanksi Berat Ketua KPU jika Terbukti Lakukan Tindak Asusila

Komnas Perempuan Harap DKPP Sanksi Berat Ketua KPU jika Terbukti Lakukan Tindak Asusila

Nasional
Masyarakat yang Dirugikan Peretasan PDN Diimbau Lapor ke Posko Daring

Masyarakat yang Dirugikan Peretasan PDN Diimbau Lapor ke Posko Daring

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com