Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Atasi Kemacetan, Butuh Pemimpin Kuat Setingkat Wapres"

Kompas.com - 11/03/2015, 06:09 WIB
Suhartono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto mengatakan, pengendalian dan penanganan kemacetan lalu lintas di Ibukota DKI Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia butuh pemimpin yang  kuat. Menurut Kuntoro, dibutuhkan jabatan tinggi, minimal di tingkat wakil presiden.

Alasannya, dengan tingkatan jabatan tersebut, wakil presiden tak hanya mampu  mengorganisasi dan mensinkronisasikan kerja sejumlah menteri terkait, tetapi juga kepala daerah serta pimpinan lembaga-lembaga dan institusi lainnya.

"Seorang menteri tak akan mampu menggerakkan dan mengorganisasi antar kepala daerah dalam mengatasi kemacetan lalu lintas, misalnya di wilayah perbatasan Jakarta-Bekasi atau Jakarta-Tangerang atau Depok dan Bogor," ujar Kuntoro, Selasa (10/3/2015) malam, di Jakarta.

"Soal gorong-gorong dan trotoar, listrik dan sinyal lalu lintas. Tak mungkin hanya  menggerakkan kepala daerah jika bukan melibatkan Menteri Pekerjaan Umum dan Dirut PLN.  Juga soal penegakkan hukum di jalan tak mungkin jika tidak  melibatkan polisi dan DLAJJR," lanjutnya.

Untuk itu, menurut Kuntoro, yang kini memimpin Institut Deliverilogy Indonesia (IDeA), perlu sosok setingkat wapres yang menangani dan mengkoordinasi sejumlah menteri dan antar-kepala daerah serta pimpinan lembaga dan institusi lainnya.

"UKP4 dapat memantau penanganan beberapa langkah dari 17 langkah penanganan kemacetan lalu lintas, seperti trotoar, pasar-pasar dan pejalan kaki yang menjadi potensi kemacetan, serta pembangunan halte bus untuk koridor busway di sejumlah lintasan karena mencantol Wapres Boediono. Jika tanpa dukungan wapres tak bisa sebagian kecil langkah penanganan itu dijalankan," tambah Kuntoro.

Setelah UKP4 dibubarkan dan sebagian fungsinya ditangani Kantor Staf Presiden, Kuntoro mengaku tidak tahu siapa lagi yang menangani 17 langkah penangangan kemacetan lalu lintas lagi.

"Saya khawatir jika tidak selevel wapres yang ikut memantau langkah-langkah penanganan kemacetan lalu lintas, bisa chaos. Gubernur DKI atau gubernur lainnya bisa sakit kepala menangani sendiri," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com