Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Calon Kepala BIN, Politisi PKB Minta Tak Mengkriminalisasi Nama Tertentu

Kompas.com - 24/02/2015, 14:15 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum DPP PKB Lukman Edy mengatakan, Presiden Joko Widodo membutuhkan sosok pemimpin profesional untuk memimpin Badan Intelijen Negara (BIN) agar dapat menciptakan suasana kondusif. Calon kepala BIN yang baru haruslah seseorang yang mampu membantu Jokowi dalam mewujudkan program Nawa Citanya.

"Soal posisi kepala BIN, kita serahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi untuk memilihnya dengan objektif, mempertimbangkan segala aspek untuk kepentingan bangsa," kata Lukman dalam keterangan yang diperoleh wartawan, Selasa (24/2/2015).

Jokowi hingga kini belum menentukan siapa calon kepala BIN selanjutnya. Namun, dari sejumlah nama yang pernah beredar, salah satu calon yang telah mencuat namanya, yakni mantan Wakil Kepala BIN, As'ad Said Ali.

Sebelumnya, sejumlah aktivis HAM menemui Komnas HAM, Senin (22/2/2015). Dalam pertemuan itu, Ketua Komite Aksi Solidaritas untuk Munir, Choirul Anam, mengatakan bahwa BIN harus menjadi suatu lembaga negara yang dapat diawasi dan dipertanggungjawabkan. Tanpa menyebut nama pelaku, menurut dia, kasus pembunuhan terhadap aktivis HAM Munir, beberapa tahun lalu, diduga melibatkan hampir seluruh anggota BIN pada saat itu.

"Kalau ada pihak yang sengaja memainkan isu posisi Kepala BIN untuk mengkriminalisasi beliau (As'ad), saya kira akan banyak yang tersinggung dan menimbulkan reaksi," kata Lukman.

Lukman menilai, tudingan terhadap As'ad tendensius dan berdasarkan kebencian pribadi. Ia pun telah berkomunikasi dengan sejumlah komisioner Komnas HAM. Hasilnya, tidak ada satu pun dokumen Komnas HAM yang menyatakan jika As'ad terlibat kasus dugaan pelanggaran HAM.

"Pak As'ad itu wakil ketua umum PBNU, organisasi keagamaan terbesar di negeri ini dan bahkan terbesar di dunia. Beliau sangat dihormati di lingkungan NU dan pesantren pesantren, bahkan beliau sangat perhatian dan aktif terhadap pendidikan kaderisasi dan penanaman nilai nilai kebangsaan kepada anak anak muda NU," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Nasional
Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Nasional
Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Nasional
Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Nasional
Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Nasional
Pernah Dukung Anies di Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Pernah Dukung Anies di Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Nasional
Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Nasional
MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke 'Crazy Rich Surabaya'

MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke "Crazy Rich Surabaya"

Nasional
Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Nasional
Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Nasional
BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

Nasional
Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Nasional
Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para 'Sesepuh'

Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para "Sesepuh"

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Nasional
Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com