Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Diusulkan Bentuk Tim Pansel Sebelum Pilih Kepala BIN

Kompas.com - 23/02/2015, 17:04 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo diusulkan agar membentuk panitia seleksi (pansel) sebelum menunjuk calon kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Selain mencegah timbulnya permasalahan di kemudian hari, pelibatan pansel dinilai akan menghindarkan Jokowi dari beban politik.

"Saya kira rekam jejak calon kepala BIN harus terbuka, diketahui publik. Harus diingat, BIN adalah mata dan telinga Presiden. Maka, perlu dicari calon yang lebih independen dan bersih," ujar Direktur Eksekutif Setara Institute Hendardi dalam diskusi di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/2/2015).

Hendardi mengatakan, calon kepala BIN harus memiliki kompetensi dalam memberikan produk intelijen yang kontributif, bebas dari kepentingan politik tertentu, serta bebas dari dugaan keterlibatan kasus HAM berat.

Dalam diskusi tersebut, Ketua Komite Aksi Solidaritas untuk Munir, Choirul Anam, mengatakan bahwa BIN harus menjadi suatu lembaga negara yang dapat diawasi dan dipertanggungjawabkan. Menurut dia, kasus pembunuhan terhadap aktivis HAM Munir, beberapa tahun lalu, diduga melibatkan hampir seluruh anggota BIN pada saat itu.

Choirul menambahkan, dalam memilih calon kepala BIN, Presiden Joko Widodo perlu meminta masukan publik, termasuk dari kalangan independen. Jika calon kepala BIN tidak memiliki rekam jejak yang bagus, maka lembaga intelijen tersebut dikhawatirkan akan menjadi instrumen pencari kekuasaan politik.

"Panitia seleksi akan mengurangi beban politik Jokowi. Namun, di sisi lain, panel tersebut akan membantu Jokowi untuk lebih profesional dalam memilih kepala BIN," kata Choirul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com