Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Penegak Hukum Saja Bisa Diteror, Apalagi Rakyat!"

Kompas.com - 12/02/2015, 15:37 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR Jhon Kenedy Aziz menyesalkan teror yang didapatkan oleh para pimpinan dan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut dia, hal ini menandakan penegakan hukum di Indonesia masih sangat lemah.

"Kalau isu yang disampaikan Wakil Ketua KPK (Bambang Widjojanto) itu benar, berarti negara kita ini sudah penuh dengan teror, artinya rakyat betul-betul harus waspada. Bayangkan penegak hukum saja bisa diteror apalagi rakyat," kata Jhon saat dihubungi, Kamis (12/2/2015).

Dia meminta kepolisian segera menindak masalah ini secara serius. Jika tidak, kata dia, maka akan semakin menguatkan dugaan bahwa teror ini berhubungan dengan penetapan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka oleh KPK.

"Pihak kepolisian harus menyikapi hal ini dengan serius, tidak ada teror-teror di Indonesia. Pihak kepolisian harus mengambil langkah kongkrit untuk mengamankan, memberi perlindungan pada petugas KPK, penyidik-penyidik KPK yang mendapat teror," ujarnya.

Politisi Partai Golkar ini pun mengingatkan, kasus yang kini menjerat Bambang Widjojanto atau pun Budi Gunawan adalah masalah pribadi. Budi ditetapkan KPK sebagai tersangka dugaan penerimaan suap. Setelah itu, Bareskrim Polri menangkap dan menetapkan Bambang sebagai tersangka, mengarahkan saksi memberi keterangan palsu.

"Jangan dibawa-bawa nama KPK, Polri, kasihan, sayang kita sayangkan bawa institusi dalam masalah ini," sesalnya.

Adanya teror tersebut pertama kali diungkap wakil ketua tim penyelesaian konflik KPK-Polri atau yang disebut Tim Independen, Jimly Asshiddiqie. Bahkan, kata Jimly, dua penyelidik aktif KPK batal bersaksi dalam sidang praperadilan yang diajukan Komisaris Jenderal Budi Gunawan karena mendapatkan ancaman. (Baca: Diteror, Penyidik KPK Batal Bersaksi di Sidang Praperadilan)

"Ada perasaan dari staf KPK, tidak nyaman dengan situasi sekarang ini, termasuk juga ada yang merasa diteror, diancam, diintimidasi," kata dia di Gedung KPK, Rabu siang.

Belakangan, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto juga mengungkapkan hal serupa. "Menurut kami, eskalasi ancamannya sangat serius karena menyangkut nyawa. Ancaman seperti ini memang sudah sering terjadi. Namun, kini harus diberi konteks ada sesuatu yang sistematis sedang terjadi," kata Bambang. (Baca: Adukan soal Teror, KPK Sebut Jokowi Janji Akan Ambil Langkah Tegas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Nasional
Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Nasional
SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

Nasional
Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Nasional
Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Nasional
Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Nasional
MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

Nasional
Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Nasional
MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

Nasional
Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Nasional
Kemenag Minta Penghulu Edukasi Bahaya Judi 'Online' ke Calon Pengantin

Kemenag Minta Penghulu Edukasi Bahaya Judi "Online" ke Calon Pengantin

Nasional
Garuda Indonesia 'Delay' 5 Jam Saat Pulangkan Jemaah Haji, Kemenag Protes

Garuda Indonesia "Delay" 5 Jam Saat Pulangkan Jemaah Haji, Kemenag Protes

Nasional
Sejarah dan Tema Hari Keluarga Nasional 2024

Sejarah dan Tema Hari Keluarga Nasional 2024

Nasional
Jemaah Haji Keluhkan Tenda Sempit, Timwas DPR Sebut Akan Bentuk Pansus Haji

Jemaah Haji Keluhkan Tenda Sempit, Timwas DPR Sebut Akan Bentuk Pansus Haji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com