Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pak Tedjo, Menteri Masa Begitu?

Kompas.com - 26/01/2015, 22:42 WIB

Catatan Kaki Jodhi Yudono

Pak Tedjo, menteri masa begitu. Menteri masa bilang sama mereka yang sedang prihatin sebagai "rakyat yang enggak jelas". Memangnya bapak sudah jelas memandang mereka, siapa mereka, dari mana asal mereka, mau apa mereka berduyun-duyun ke Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan lantas memberi dukungan kepada Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto yang sempat ditangkap oleh Bareskrim Polri.

Pak Tedjo, masa menteri seperti itu. Bicara enggak pakai takaran, apakah yang akan diucapkan bakal menyelesaikan persoalan atau justru menumbuhkan masalah baru.

Sebagian rakyat justru bercuriga, jangan-jangan yang enggak jelas itu Anda Pak Tedjo. Sebab, sepertinya Anda hanya asal memberikan pernyataan dan belum mencerna sempurna apa sebetulnya yang sedang dikerjakan oleh orang-orang yang Anda sebut sebagai rakyat yang enggak jelas itu.

Pak Tedjo Edhy Purdijatno, dari biodata Anda terbaca jelas siapakah diri Anda. Anda adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia yang menjabat sejak 27 Oktober 2014. Pernah menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut periode 2008-2009.

Ya, Anda adalah seorang pensiunan laksamana yang sudah kenyang pengalaman hidup, berpendidikan, dan beroleh berbagai penghargaan. Nama Anda juga memiliki makna hebat. Tedjo yang berarti matahari. Ya, mestinya Anda menjadi matahari yang menghidupkan, bukan matahari yang membakar seperti yang Anda lakukan sekarang.

Tetapi... Hmmm, bagaimana Anda bisa bilang kalau para pendukung KPK sebagai rakyat yang tidak jelas. Padahal, mereka selama ini dikenal memiliki rekam jejak yang jelas mendukung pemberantasan korupsi.

"Itu perwakilan dari lembaga masyarakat, akademisi. Ada lawyer, ada yang pernah jadi moderator debat presiden," kata sosiolog Imam Prasodjo di Jakarta, Minggu (25/1/2015).

Imam adalah salah satu tokoh yang hadir di Gedung KPK sejak Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka oleh Polri. Selain itu, deretan tokoh bersama ratusan orang juga ikut menjaga KPK pada Jumat (23/1/2015) hingga Bambang Widjojanto akhirnya ditangguhkan penahanannya.

Deretan tokoh itu, antara lain, advokat senior Todung Mulya Lubis serta pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, Saldi Isra. Para mantan anggota pimpinan KPK pun ikut berkumpul malam itu, seperti Erry Riyana Hadjapamengkas, Mas Achmad Santosa, M Jasin, hingga Busyro Muqoddas, serta pesohor semacam Yenny Wahid, Romo Magnis Suseno, dan Butet Kertaradjasa.

Anda tahu kan Todung Mulya Lubis yang doktor di bidang hukum itu? Dia jelas statusnya. Dia dikenal konsisten dalam membela keadilan dan hak asasi manusia (HAM) sehingga mengangkat namanya ke jajaran advokat dan aktivis HAM papan atas di Indonesia. Ketua Umum Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) ini pernah menangani beberapa kasus peradilan, hukum, dan HAM yang mendapat perhatian publik di Indonesia maupun luar negeri.

Begitu juga Imam B Prasojo. Imam ini menjadi dosen tetap Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia. Selain menjadi dosen, dia juga merupakan ketua dari Yayasan Nurani Dunia, yaitu sebuah yayasan yang berkecimpung dalam bidang sosial dan pendidikan bagi kalangan yang kurang mampu dari segi ekonomi.

Kalau Butet Kertaredjasa tentulah Anda sudah tahu ya, Pak? Tapi baik juga saya ingatkan, Butet itu putranya Pak Bagong Kussudiardjo yang kampiun di bidang tari dan sudah almarhum itu. Butet itu yang lucu dan pintar menirukan vokal Pak Harto dan Pak Habibie. Dia juga dikenal sebagai bobotoh Joko Widodo yang militan, saat Pak Jokowi nyalon presiden.

Tokoh lainnya, tentunya Pak Tedjo juga paham kan siapa mereka? Tapi kok bisa-bisanya Pak Tedjo bicara begitu? Akibatnya, tentu saja membangkitkan sejumlah pernyataan, kritikan, hingga ejekan kepada Anda.

"Menko Polhukam Tedjo Edhy menyebut pendukung KPK sebagai rakyat tak jelas (24/1/2015). Maka, aku tanpa ragu katakan pada Tedjo Edhy: "Aku bangga menjadi bagian rakyat yang tak jelas itu. Karena aku tahu, di dalam dada 'rakyat yang tak jelas' itu, ada cita-cita, ada semangat, ada ruh, ada perjuangan yang sangat jelas. Perjuangan itu adalah membersihkan praktik-praktik korupsi dari bumi Indonesia" begitu tulis Imam Prasodjo dalam wall Facebook miliknya, Minggu (25/1/2015).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com