Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Masih Kurang Sarana dan Prasarana untuk Atasi Illegal Fishing

Kompas.com - 26/12/2014, 18:45 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi menganggap penenggelaman kapal asing pencuri ikan di perairan Indonesia kurang mendapat dukungan sejumlah lembaga, termasuk Kepolisian. Menanggapi hal tersebut, Polri menyatakan bahwa selama ini Kepolisian sudah bersinergi dengan instansi lain dalam rangka penegakan hukum di laut.

"Kami lakukan tugas di laut bersama instansi lain, TNI AL dan KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan). Kami sinergi dalam rangka penegakan hukum di laut," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Kombes Agus Rianto, di Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/12/2014).

Agus mengatakan, selama ini Kepolisian mendukung upaya pemberantasan illegal fishing di perairan Indonesia. Polri bersama TNI AL dan KKP selalu melakukan pengawasan secara bersama-sama.

"Kami dukung, tugas Polri kan salah satunya penegakan hukum," kata Agus.

Namun di lain hal, Agus mengakui masih ada kendala dalam hal sarana dan prasarana dalam melakukan pengawasan tersebut. Untuk itu dia berharap ada perbaikan dalam hal sarana dan prasana agar kinerja Polri untuk memberantas illegal fishing bisa maksimal.

"Mudah-mudahan ke depan bisa dibenahi agar pengungkapan kasus terkait pelanggaran hukum di laut bisa ditingkatkan," kata Agus.

Sebelumnya, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad mengatakan, penenggelaman kapal asing pencuri ikan di perairan Indonesia kurang mendapat dukungan sejumlah lembaga. Padahal, Abraham menganggap kebijakan yang sedang gencar-gencarnya dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan itu merupakan langkah yang tepat untuk melindungi laut Indonesia. 

"Sayangnya ada beberapa institusi terkait tidak memberi ruang atau dukungan yang kuat untuk menyelamatkan laut dan perikanan kita," ujar Abraham di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (24/12/2014).

Abraham mengatakan, KPK telah melakukan komitmen dalam deklarasi bersama TNI, Kepolisian RI, dan Kejaksaan untuk menyelamatkan sumber daya alam, termasuk sektor perikanan dan kelautan. Namun, Abraham menilai dukungan sejumlah instansi tersebut tidak mewakili komitmen mereka untuk mengeksekusi kapal penangkap ikan secara ilegal. 

"Kami meminta pihak terkait untuk merealisasikan komitmen penyelamatan sumber daya alam. Mereka harus memberi dukungan kuat ke KKP untuk berkonsentrasi menyelamatkan laut kita," kata Abraham. 

Abraham pun mengingatkan TNI, Kepolisian, dan Kejaksaan untuk melakukan hal-hal yang konkret dalam penegakan hukum. Ia menambahkan, semestinya tindakan yang sifatnya demokratis dan melalui birokrasi yang berbelit-belit tidak perlu dilakukan. 

"Yang terpenting di lapangan harus segera dilakukan tindakan yang konkret," kata Abraham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com