JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa ia selalu membanggakan Indonesia dengan mayoritas umat Muslim dan juga iklim demokrasi yang tumbuh. Hal tersebut dinilai Presiden adalah modal besar bagi Indonesia di mata internasional.
"Di setiap pertemuan saya dengan pemimpin negara-negara di dunia, selalu saya sampaikan karena ini modal besar dalam politik global bahwa Indonesia adalah negara Islam terbesar di dunia dan sekaligus negara demokrasi terbesar di dunia. Islam dan demokrasi bisa berjalan beriringan," kata Jokowi di hadapan para rektor perguruan tinggi Islam di Istana Negara, Jumat (19/12/2014).
Kepala Negara mengatakan, para pemimpin dunia itu mengaku heran bahwa Islam dan demokrasi bisa berjalan beriringan. Namun, dia menyatakan, Indonesia membuktikan bahwa kedua hal itu bisa berjalan.
"Setiap yang datang ke Indonesia maupun saat saya bertemu dengan pemimpin dunia dan konferensi, mereka selalu menanyakan itu. Artinya, mereka memandang kita dari sisi itu. Apakah ada negara lain seperti kita? Tidak ada," kata Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga menyoroti ancaman tindak terorisme yang perlu ditangani melalui pendekatan kultural dan keagamaan. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan, pendekatan keamanan dalam upaya mengatasi terorisme terbukti tak menyelesaikan masalah.
"Kalau ditanya pendekatan agama dan kulturalnya seperti apa, tanyalah kepada kiai-kiai, kepada NU, Muhammadiyah, dan ormas lain. Daripada tanya ke saya, nanti saya jawab keliru," seloroh Jokowi yang disambut tawa para rektor perguruan tinggi Islam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.