Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik DPR Belum Selesai, Politisi Golkar Minta Jokowi Jelaskan soal KIS

Kompas.com - 13/11/2014, 09:38 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR, Bambang Soesatyo, menyuarakan usulan agar DPR menggunakan hak bertanya kepada Presiden Joko Widodo terkait program Kartu Indonesia Sehat (KIS). Pasalnya, program yang baru diluncurkan Jokowi ini dianggap tergesa-gesa dan berpotensi menabrak aturan yang ada.

"DPR perlu penjelasan Presiden sekaligus mengingatkan jangan sampai ada UU yang dilanggar dan rakyat jangan dibodoh-bodohi dengan program KIS," kata Bambang, dalam pernyataan tertulis yang diterima, Kamis (13/11/2014) pagi.

Bambang menyampaikan, pihaknya khawatir pemerintahan Presiden Jokowi hanya mengedepankan pencitraan demi membuktikan janji kampanye terkait pelaksanaan program KIS. Pasalnya, belum ada jaminan mengenai kelancaran pada penggunaan KIS oleh masyarakat. (Baca: Ruhut Minta Politisi yang Mengkritik "Kartu Sakti" Jokowi Berkaca Dulu)

Kompas.com/ SABRINA ASRIL Bambang Soesatyo.


Anggota Komisi III DPR itu melanjutkan, kekhawatiran muncul lantaran sumber dana untuk membiayai KIS belum dijelaskan secara gamblang oleh pemerintah. Terlebih lagi, KIS tidak masuk dalam mata anggaran APBN saat ini.

"DPR juga khawatir pembayaran yang tidak lancar karena belum dianggarkan dalam APBN dapat menyebabkan rumah sakit lama-lama bangkrut dan dokter yang dibayar tidak wajar," ujarnya.

Pada prinsipnya, kata Bambang, DPR menginginkan setiap masyarakat miskin atau tidak mampu mendapat pelayanan kesehatan yang baik dan gratis untuk semua jenis penyakit dan obat-obatan. Hanya, perlu ada persiapan matang agar kebijakan tersebut tak merugikan salah satu pihak.

"Fraksi Partai Golkar juga akan menggagas revisi UU BPJS yang dalam praktiknya cenderung menjadi alat kapitalis, hanya mengeruk modal murah dari masyarakat, tetapi sangat jauh dari melayani masyarakat," kata Bambang.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa pemerintah ingin bekerja cepat untuk memenuhi harapan dan melayani rakyat.

"Seperti soal Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera, tentu sudah ada anggarannya dan ini bisa ditanyakan ke Menteri Keuangan," kata Presiden Jokowi dalam akun Facebook-nya, Ir H Joko Widodo, yang sudah terverifikasi, Jumat (7/11/2014).

Jokowi menyindir konflik yang masih terjadi di DPR antara fraksi kubu Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat. Hingga lebih dari 40 hari sejak dilantik pada 1 Oktober lalu, DPR belum dapat menggelar rapat dengan pemerintah.

"Lha, kalau harus lapor dulu ke DPR, lapor ke mana? ketemu siapa? ke komisi yang mana? alat kelengkapan dewan-nya mana? ... Apa saya harus menunggu terus..?" tanya Jokowi.

"Kita inginnya cepat, tapi kenapa DPR bergerak lamban? Untuk kepentingan rakyat kita jangan main-main...," pungkas Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi I Bakal Panggil Menkominfo jika PDN Masih Bermasalah

Komisi I Bakal Panggil Menkominfo jika PDN Masih Bermasalah

Nasional
Kumpulkan Pamen, KSAL Wanti-wanti Bahaya Utang Berlebih dan Kebiasaan Judi 'Online'

Kumpulkan Pamen, KSAL Wanti-wanti Bahaya Utang Berlebih dan Kebiasaan Judi "Online"

Nasional
KPK Akan Dalami Dugaan Aliran Dana SYL Ke Firli Bahuri

KPK Akan Dalami Dugaan Aliran Dana SYL Ke Firli Bahuri

Nasional
Saat Bamsoet Bicara soal Amendemen Berujung Diputus Langgar Kode Etik...

Saat Bamsoet Bicara soal Amendemen Berujung Diputus Langgar Kode Etik...

Nasional
Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Divonis 9 Tahun Penjara

Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Divonis 9 Tahun Penjara

Nasional
Sri Mulyani Bakal Cek Aturan Bea Masuk Kain Usai RI Kebanjiran Tekstil Impor

Sri Mulyani Bakal Cek Aturan Bea Masuk Kain Usai RI Kebanjiran Tekstil Impor

Nasional
Golkar Optimistis Bisa Koalisi dengan Gerindra di Pilkada Jakarta, Calonnya Masih Dibahas

Golkar Optimistis Bisa Koalisi dengan Gerindra di Pilkada Jakarta, Calonnya Masih Dibahas

Nasional
Mendagri Buka Suara Pj Gubernur NTB Diganti Pensiunan Jenderal TNI

Mendagri Buka Suara Pj Gubernur NTB Diganti Pensiunan Jenderal TNI

Nasional
PKB Buka Kans Koalisi dengan PDI-P, Sandingkan Marzuki-Risma di Pilkada Jatim

PKB Buka Kans Koalisi dengan PDI-P, Sandingkan Marzuki-Risma di Pilkada Jatim

Nasional
Benny Harman: Belum Ada Rekomendasi Untuk Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

Benny Harman: Belum Ada Rekomendasi Untuk Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

Nasional
Sudah 6 Pj Kepala Daerah Mundur karena Hendak Maju Pilkada 2024

Sudah 6 Pj Kepala Daerah Mundur karena Hendak Maju Pilkada 2024

Nasional
Didakwa Korupsi Rp 44,5 Miliar, SYL Pamer Kementan Kontribusi Rp 15 Triliun ke Negara

Didakwa Korupsi Rp 44,5 Miliar, SYL Pamer Kementan Kontribusi Rp 15 Triliun ke Negara

Nasional
Menperin Bakal Pelajari Isu Sritex Bangkrut

Menperin Bakal Pelajari Isu Sritex Bangkrut

Nasional
Usung Sohibul Iman Jadi Bakal Cagub, PKS Tegaskan Partai Pemenang Pileg di Jakarta

Usung Sohibul Iman Jadi Bakal Cagub, PKS Tegaskan Partai Pemenang Pileg di Jakarta

Nasional
KPAI Desak Polisi Transparan Dalam Kasus Kematian Pelajar 13 Tahun di Padang

KPAI Desak Polisi Transparan Dalam Kasus Kematian Pelajar 13 Tahun di Padang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com