Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Harusnya KPK dan Jaksa Agung Memperjelas Status Hukum Setya Novanto"

Kompas.com - 06/10/2014, 09:59 WIB
Laksono Hari Wiwoho

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Terpilihnya Bendahara Umum Partai Golkar Setya Novanto sebagai Ketua DPR RI terus menuai kritik. Kini, kumpulan pengacara yang tergabung dalam Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) menyayangkan terpilihnya Setya sebagai pemimpin DPR 2014-2019.

Koordinator TPDI Petrus Selestinus mengatakan, Setya memiliki rekam jejak buruk lantaran terseret dalam sejumlah kasus korupsi.

"Harusnya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan Jaksa Agung memperjelas status hukum Setya Novanto atas dugaan keterlibatan dia dalam kasus-kasus korupsi," ujar Petrus melalui siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (6/10/2014).

Petrus mengatakan, sikap aparat penegakan hukum untuk memperjelas status Setya sangat ditunggu publik. Pasalnya, DPR merupakan lembaga kontrol pemerintah sehingga pemimpinnya harus steril dari kasus dugaan korupsi. (Baca: Setya Novanto, Calon Ketua DPR yang "Akrab" dengan KPK)

Menurut catatan TPDI, Setya tersangkut sejumlah kasus korupsi yang diproses di KPK, di antaranya, kasus dugaan suap Revisi Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penambahan Biaya Arena Menembak PON Riau, kasus dugaan suap, gratifikasi, dan pencucian uang terkait sengketa pemilihan kepala daerah yang bergulir di Mahkamah Konstitusi.

Selain itu, kasus dugaan korupsi proyek pengadaan paket penerapan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) di Kementerian Dalam Negeri, lalu kasus cessie Bank Bali. (Baca: ICW Beberkan Sejumlah Kasus Ketua DPR Setya Novanto)

Tanggal 26 Februari 2014 lalu, lanjut Petrus, TPDI telah menyurati KPK agar melakukan supervisi terhadap kasus cessie Bank Bali.

"Saya mengingatkan saja, sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya akan jatuh juga. Tidak ada orang di negara ini yang kebal hukum, termasuk Setya Novanto," ujar dia.

Setya terpilih bersama empat orang wakilnya, yaitu Fadli Zon dari Fraksi Gerindra, Agus Hermanto dari Fraksi Demokrat, Fahri Hamzah dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, dan Taufik Kurniawan dari Fraksi Partai Amanat Nasional.

Setya menganggap maraknya kabar yang mengaitkan dirinya dengan sejumlah kasus korupsi sebagai kekuatannya. Ia justru berterima kasih kepada KPK atas masukan yang diberikan melalui berbagai pemberitaan. (Baca: Setya Novanto Jadikan Isu KPK sebagai Kekuatannya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com