Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Transisi, Jokowi Bakal Susul SBY ke Bali

Kompas.com - 24/08/2014, 08:32 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Calon Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) diberi dua alternatif pilihan waktu untuk bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), apakah setelah selesainya rangkaian kunjungan ke Papua dan Bali, atau bertemu di sela-sela agenda Presiden SBY menghadiri World Forum UN Alliance of Civilization di Bali pada 27 Agustus malam atau 28 Agustus siang.

Presiden SBY telah menugaskan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto bertemu Jokowi untuk membahas rencana pertemuan tersebut. Djoko dan Jokowi sudah bertemu di suatu tempat di Jakarta, Sabtu (23/8/2014) malam.

"Ada dua alternatif jadwal pertemuan, yaitu di Jakarta dengan catatan harus menunggu Presiden SBY selesai agenda PBB di Bali, World Forum UN Alliance of Civilization tanggal 30 Agustus 2014, atau di Bali tanggal 27 Agustus malam atau 28 Agustus siang," kata Djoko dalam pesan tertulisnya, Sabtu malam, seperti dikutip situs Sekretariat Kabinet.

Menurut Djoko, Jokowi memilih alternatif kedua, yaitu menemui Presiden SBY di Bali.

"Pak Jokowi setuju segera bertemu dengan Pak SBY dan berkenan tanggal 27 atau 28 Agustus di Bali. Akan dilaporkan kepada Presiden SBY," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Djoko juga menyampaikan, bahwa Presiden SBY telah memberikan apresiasi kepada Jokowi, yang telah mengklarifikasi berita-berita yang tidak sesuai dengan substansi komunikasi antara Presiden SBY dengan Jokowi selama ini.

Niat Baik

Sebelumnya, saat menyampaikan pidato kenegaraan di hadapan sidang bersama DPR-RI dan DPD-RI, Jumat (15/8), Presiden SBY berjanji untuk membantu siapapun yang akan menjadi Presiden periode 2014 – 2019, jika hal itu dikehendaki. 

“Ini adalah kewajiban moral saya sebagai mantan Presiden nantinya, dan sebagai warga negara yang ingin terus berbakti kepada negaranya,” kata Presiden SBY ketika itu.

Dalam kesempatan itu, SBY mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih yang nanti disahkan oleh Mahkamah Konstitusi.

“Tahun depan, Presiden kita yang baru akan memberikan pidato kenegaraannya di mimbar ini. Saya mengajak segenap bangsa Indonesia, marilah kita bersama-sama mendengarkannya, dan mendukung beliau untuk kebaikan dan kemajuan negeri ini,” pesan SBY.

SBY mengaku mempunyai mimpi dan harapan yang indah, yaitu terbangunnya budaya politik yang luhur, dimana para pemimpin Indonesia saling membantu dan saling mengingatkan demi masa depan Indonesia.

“Saya yakin itulah yang didambakan oleh rakyat Indonesia, dan itulah yang harus kita berikan dengan ikhlas kepada mereka,” tutur SBY.

Sementara itu, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha melalui pesan singkatnya mengatakan, rencana pertemuan Presiden SBY–Jokowi semata karena niat baik untuk membicarakan transisi kepemimpinan agar berjalan lancar seperti harapan dan keinginan presiden baru.

“Tidak ada sedikitpun pikiran Presiden SBY untuk merecoki pemerintahan yang baru, seperti dituduhkan," tegas Julian. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

Nasional
Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Nasional
PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com