Menurut hasil survei tersebut, Mahfud punya efek positif dan signifikan bagi Jokowi untuk mengalahkan capres lainnya, yakni Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie. "Faktor Mahfud jelas menaikan elektabilitas Jokowi dan menahan Prabowo," kata peneliti SMRC Sirojudin Abbas saat memaparkan hasil survei lembaganya di Jakarta, Minggu (4/5/2014).
Survei ini mengasumsikan Jokowi-Mahfud bertarung melawan Prabowo-Hatta Rajasa serta Aburizal-Wiranto. Menurut hasil survei, elektabilitas Jokowi jika dipasangkan dengan Mahfud sekitar 47,6 persen. Sementara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sekitar 27,4 persen, disusul Aburizal-Wiranto sekitar 12,2 persen.
Survei SMRC juga mengukur elektabilitas Jokowi jika dipasangkan dengan bakal cawapres lainnya, yakni Jusuf Kalla, Dahlan Iskan, Basuki Tjahaja Purnama, dan Ryamizard Ryacudu. Menurut hasil survei, Kalla justru mengurangi elektabilitas Jokowi jika diasumsikan Jokowi-Kalla melawan Prabowo-Hatta dan Aburizal-Wiranto.
Menurut hasil survei, elektabilitas Jokowi tanpa dipasangkan dengan Kalla mencapai 47,1 persen. Namun, begitu dipasangkan dengan Kalla, elektabilitasnya menjadi 46,1 persen. "Bila wakil Jokowi adalah Kalla, efeknya kurang signifikan, gapnya dengan Prabowo hanya sedikit membesar," ucap Sirojudin.
Sementara itu, elektabilitas Prabowo-Hatta, menurut hasil survei, sekitar 32,1 persen. Lalu Aburizal-Wiranto sekitar 9,2 persen. Kendati demikian, menurut hasil survei ini, elektabilitas Jokowi jika dipasangkan dengan Kalla bisa meningkat dengan asumsi Jokowi-Kalla berhadapan dengan Prabowo dan politikus Partai Keadilan Sejahtera Ahmad Heryawan.
Dengan asumsi demikian, elektabilitas Jokowi jika dipasangkan dengan Kalla sekitar 52,4 persen. Sementara jika sendirian, elektabiltas Gubernur DKI Jakarta itu sekitar 51,6 persen. Persentase elektabilitas Jokowi-Kalla unggul sekitar 15,9 persen dibandingkan dengan pasangan Prabowo-Ahmad Heryawan.
"Jadi dalam pandangan kita untuk Prabowo, mau pasangannya Aher atau Hatta, tidak memberikan kontribusi penting. Sebaliknya, kalau Jokowi dipasangkan dengan Mahfud dan Kalla memberikan efek positif," kata Sirojudin.
Selain itu, hasil survei ini menunjukkan bahwa Dahlan dan Basuki tidak memberikan efek signifikan bagi elektabilitas Jokowi jika dipasangkan sebagai cawapres melawan Prabowo-Hatta dan Aburizal-Wiranto.
Demikian juga dengan Ryamizard. Menurut Sirojudin, dukungan pada Jokowi justru melemah secara signifikan jika dia dipasangkan dengan Ryamizard. "Ryamizard efeknya negatif pada Jokowi, jika dipasangkan dengan Ryamizard 41,8 persen, jika Jokowi tanpa wakil 47,1 persen," ucapnya.
Survei ini dilakukan SMRC pada 20-24 April 2014 dengan metodologi random sampling. Jumlah sampel awal 2.040, tetapi yang valid dianalisis hanya 2.015. Berdasarkan jumlah sampel tersebut, diperkirakan margin of error sebesar 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sirojudin mengatakan, survei ini didanai pihak ketiga. Namun, dia enggan menyebutkan nama pihak pemberi dana tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.