Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Rakyat Kok Takut Ketemu Rakyat!

Kompas.com - 02/05/2014, 16:40 WIB
Nina Susilo

Penulis

AUCKLAND, KOMPAS.com — Keengganan Anggota Komisi VII DPR menemui para warga dan mahasiswa Indonesia di Auckland mengundang reaksi. Mahasiswa-mahasiswa Indonesia menyesalkan kedatangan Anggota Komisi VII DPR yang berulang kali ke Selandia Baru tanpa hasil jelas.

Juru bicara Paguyuban Mahasiswa Pascasarjana Indonesia di Auckland (PMPI-A) Reza Hendrawan, Jumat (2/5/2014) menyatakan, tidak semestinya anggota DPR tak terbuka dalam proses penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Panas Bumi, revisi UU 27/2003.

Sebelumnya, PMPI-A mengundang anggota Komisi VII DPR yang melakukan kunker ke Selandia Baru untuk berdialog. Para anggota dewan ini berada di Auckland pada 28 April-4 Mei 2014. Namun, rombongan yang dipimpin Nazaruddin Kiemas ini hanya memberi kesempatan bertemu di coffee shop Crowne Plaza Hotel dengan alasan agenda padat.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, kendati rombongan sudah tiba 29 April di Wellington, kegiatan resmi baru dimulai 30 April dengan bertemu pejabat Ministry of Business, Innovation, and Employment (MBIE) Selandia Baru.

Pada 1 Mei, Komisi VII DPR bertemu GNS Science. Keesokannya, mereka bertemu Asosiasi Geotermal Selandia Baru. Setiap pertemuan berlangsung tak lebih dari satu jam. Adapun pada 3 Mei tak ada agenda resmi, dan rombongan baru kembali ke Tanah Air pada 4 Mei.

Salah seorang mahasiswa Indonesia di Auckland, Ramos Pandia, mengatakan, anggota DPR adalah wakil rakyat Indonesia. Mereka semestinya mau menemui rakyat Indonesia bahkan tanpa diminta. Menolak undangan bertemu mahasiswa Indonesia dan hanya menerima perwakilan dengan jumlah sangat terbatas (tujuh orang) sangat tidak menghargai konstituen.

"Kami bukan demo sampai DPR hanya mau menerima perwakilan saja. Bila mereka memang wakil rakyat, semestinya mereka yang mencari warga Indonesia," tutur Ramos.

Pertemuan dalam forum lebih luas dengan mahasiswa awalnya diharapkan bisa menjadi ajang bagi DPR untuk membuktikan bahwa kunker bukan sekadar pelesir. Ini sebab, tahun lalu, belasan anggota Komisi VII sudah mengunjungi Selandia Baru untuk alasan sama.

Dua rombongan lain juga kunker ke Norwegia dan China tahun 2013. Tahun ini, dua rombongan Komisi VII kunker ke Selandia Baru untuk alasan sama, RUU Panas Bumi. Rombongan pertama tiba pada 28 April dan rombongan kedua kunker sepanjang 11-17 Mei 2014. Mahasiswa pun menolak pertemuan terbatas tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com