JAKARTA, KOMPAS.com -- Partai Amanat Nasional menyebut tidak bisa mencapai target perolehan suara di Pemilu Legislatif 2014 lantaran banyak calon legislatif dari partai lain yang melakukan politik uang pada detik-detik menjelang pemungutan suara, Rabu (9/4/2014).
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PAN Bidang Hukum dan Advokasi Didi Supriyanto mengatakan, informasi "serangan fajar" untuk mendongkrak suara tersebut diperoleh dari tim internal di lapangan. Sementara itu, caleg PAN, kata dia, tidak menggunakan cara seperti itu.
Didi memberi contoh informasi adanya politik uang di Kepulauan Seribu. Saat ini, pihaknya sedang menelusuri indikasi politik uang itu sebelum meneruskan ke pihak berwenang. "Calegnya tidak pernah turun ke pulau. Partainya tidak pernah sosialisasi, tapi memperoleh suara ribuan," ucap Didi saat dihubungi, Jumat (11/4/2014).
Didi mengatakan, pihaknya berharap perolehan suara partainya berdasarkan hitungan resmi Komisi Pemilihan Umum bisa di atas 8 persen. Melihat kenyataan di lapangan, ia menilai angka realistis perolehan PAN hanya 1 digit. Pihaknya menargetkan suara PAN tembut 2 digit. Meski demikian, kata dia, pencapaian kali ini lebih baik dari Pemilu 2009 yang memperoleh 6,01 persen.
Berdasarkan hasil hitung cepat, suara PAN di Pemilu 2014 sekitar 7,5 persen. Hasil itu bisa naik atau turun lantaran ada ambang kesalahan hasil hitung cepat. "Kita berharap ada margin error yang positif dari hasil quick count," ujar Didi.
Terkait koalisi menghadapi pemilu presiden, Didi mengatakan, pihaknya belum bisa menentukan. Menurutnya, arah koalisi dan penentuan capres atau cawapres dari PAN baru bisa ditentukan setelah KPU mengumumkan hasil resmi pileg. Namun, hingga saat ini, PAN sudah melakukan komunikasi politik dengan partai lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.