Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Presiden Idola Publik Ada Eranya"

Kompas.com - 07/04/2014, 18:41 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Melani Leimina Suharli mengatakan, sosok presiden yang disukai publik selalu berubah pada setiap periode. Menurutnya, publik cenderung memilih figur untuk menjadi presiden sesuai dengan tantangan yang dihadapi bangsa pada saat itu. Hal itu diungkapkan Melani dalam diskusi politik di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (7/4/2014).

Ia menilai, Soekarno menjadi presiden pertama Republik Indonesia karena kemampuan orasinya yang mendunia. Figur Soekarno saat itu dianggapnya tepat mewakili Indonesia tampil percaya diri di panggung internasional meski baru meraih kemerdekaan.

Era berikutnya, kata Melani, Soeharto berhasil membangun ekonomi bangsa. Sementara, BJ Habibie membangun teknologi, Abdurrahman Wahid mengedepankan pluralisme, Megawati Soekarnoputri tampil sebagai presiden wanita pertama di Indonesia, dan era Susilo Bambang Yudhoyono yang berlatar militer.

Saat ini, menurutnya, publik menginginkan calon pemimpin yang sederhana, jujur dan merakyat karena jengah dengan banyaknya kasus korupsi yang menyeret elite-elite partai politik.

"Kira-kira begitu lah, tiap era punya idola. Sekarang yang diidolakan yang berpenampilan sederhana. Tiap era punya masanya. Jadi, kita enggak bisa paksakan," kata Melani.

Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat itu menambahkan, siapa pun Presiden RI selanjutnya, semua pihak harus memberikan dukungan. Ia berharap figur terpilih kuat secara fisik dan mental untuk menghadapi tekanan dan tugas-tugas berat sebagai pemimpin.

"Jadi memang mentalnya harus kuat. Apalagi kalau lihat Twitter atau Facebook, kata-katanya seperti bukan orang Indonesia," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com