Ia mencatat, aksi kampanye saling serang dan kampanye negatif sudah dilancarkan pada masa kampanye yang berlangsung sejak 16 Maret lalu. Salah satu yang paling gencar ditujukan kepada bakal calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo. Meski tak secara eksplisit, sindiran ditujukan kepadanya.
Selain itu, beredarnya video pelesiran ke Maladewa yang dilakukan bakal calon presiden dari Partai Golkar Aburizal Bakrie bersama duo Zalianty. Menurut Ermus, penyebaran video ini tidak termasuk dalam kampanye hitam. Akan tetapi, memberikan efek timbulnya persepsi liar di masyarakat.
"Itu berpengaruh negatif terhadap Aburizal dan Golkar. Kita orang timur, masyarakat akan mempertanyakan mengapa politisi pergi dengan perempuan bukan muhrimnya, ke sebuah pulau, hanya berempat?" katanya.
Ia mengemukakan, akan lebih baik jika Ical mundur dari pencalonannya sebagai bakal capres.
"Budaya mundur itu baik. Saya sarankan Aburizal untuk mundur, itu akan lebih terhormat. Lebih baik untuk Golkar atau jelas-jelas berkoalisi untuk calon wakil presiden Jokowi," ujar Ermus.
Seperti diberitakan sebelumnya, kampanye yang menyerang partai dan kandidat bakal capres lain mulai dilancarkan pada masa kampanye pemilu. Ada istilah capres boneka, pemimpin yang tidak amanah, hingga penayangan iklan anonim yang dinilai menyerang Jokowi dengan judul "Kutagih Janjimu".