Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Cawapres yang Galak Cocok untuk Jokowi

Kompas.com - 23/03/2014, 17:47 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sosok yang terlihat galak dinilai cocok untuk mendampingi bakal calon presiden Joko Widodo (Jokowi) maju dalam Pemilihan Presiden 2014. Jokowi yang terlihat kalem akan lebih stabil jika disandingkan dengan sosok yang tegas, galak, atau ketus.

"Figur-figus secara style, kalem, dan galak relatif lebih aman, lebih stabil. Contoh Soekarno-Hatta, kemudian Soeharto dengan beberapa capresnya yang juga keras, Soeharto-Tri Sutrisno, itu relatif aman," kata akademisi dari Universitas Al Azhar, Ziyad Al Falahi, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (23/3/2014).

Menurut Ziyad, masyarakat Indonesia saat ini cenderung tidak memahami ideologi suatu partai dan hanya menilai seseorang calon dari pembawaannya. Dengan demikian, menurutnya, penting untuk mempertimbangkan pembawaan seseorang yang bakal disandingkan dengan Jokowi.

Sejauh ini, Ziyad menilai Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebagai salah satu sosok yang cocok mendampingi Jokowi. Selain itu, lanjut Ziyad, Jokowi juga relevan jika disandingkan dengan tokoh dari kalangan militer.

"Sipil atau militer memang bukan sesuatu yang relevan lagi, tapi lebih amannya militer," ucapnya. Sementara itu, pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi, menilai Jokowi tidak tepat dipasangkan dengan tokoh yang lebih senior darinya. Pasalnya, menurut Kristiadi, Jokowi bakal sungkan jika dihadapkan dengan sosok yang lebih senior.

"Jokowi jangan dikasih yang lebih senior. Jokowi sebagai Jawa, Solo, kalau ada wakil yang senior itu sungkan juga," ucap Kristiadi.

Dia juga menilai, sulit mencari sosok yang cocok untuk mendampingi Jokowi. Sosok sekelas mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani ataupun Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dinilai Kristiadi belum tepat menjadi bakal calon wakil presiden Jokowi.

"Sri Mulyani Mulyani memenuhi sebagian, tapi akseptabilitasnya berat. Dia tidak senang melihat orang sok pinter, tidak lebih mengerti, tapi lingkungan politik kadang-kadang, kayak begitu," ujarnya.

Sementara Abraham Samad, lanjut Kristiadi, bakal terbentur masalah etika ketika mencalonkan diri sebagai wakil presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com