Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jimly: DPR Harus Pilih Hakim Konstitusi yang Negarawan

Kompas.com - 19/02/2014, 03:08 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - DPR diminta memilih hakim konstitusi yang memiliki sikap negarawan. Hakim di Mahkamah Konstitusi itu pun diharapkan bukan berlatar belakang politisi serta bebas dari kepentingan politis.

"Saya harap calon Hakim Konstitusi yang akan datang, meski UU MK sudah dibatalkan, tapi semangat UU itu masih harus ada. Supaya jangan (hakim konstitusi dari) politisi tapi betul-betul negarawan, itu harus dapat prioritas," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie di Jakarta, Selasa (18/2/2014) petang.

Jimly berpendapat "syarat" sikap negarawan bagi hakim konstitusi sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 4 tahun 2014 tentang Penetapan Perppu Nomor 1 tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas UU Mahkamah Konstitusi. Namun, UU ini telah dibatalkan oleh MK sendiri melalui putusannya.

Bila hakim konstitusi berlatar-belakang seorang politisi atau punya kepentingan politis tertentu, Jimly khawatir hakim itu tak akan bisa bersikap independen dalam mengadili dan membuat putusan. Kasus yang menimpa mantan Ketua MK Akil Mochtar pun, ujar dia, akan rawan terulang. "Saya dulu saja tidak mau daftar lagi (jadi Hakim MK). Jadi saya sarankan jangan politisi. Kalau politisi banyak lagi persoalannya," tegas dia.

Selain bebas dari kepentingan politik, imbuh Jimly, umur calon hakim konstitusi juga harus menjadi pertimbangan. Semakin tua, kata dia, seorang hakim akan semakin baik karena cenderung lebih bebas dari kepentingan duniawi.

"Pengalaman saya pada 2002, saya dan Dubes RI saat itu berkunjung diterima hakim konstitusi Perancis yang paling muda, karena yang senior sedang berhalangan. Ternyata (hakim konstitusi termuda itu) umurnya 70 tahun," tutur Jimly.

Menurut Jimly, di Indonesia ada banyak tokoh-tokoh senior yang sudah tak punya kepentingan duniawi. "Kita punya mantan presiden, mantan wakil presiden, mantan menteri, dan sebagainya. Orang-orang seperti itu yang harusnya menjadi Hakim MK," kata dia.

Seperti diberitakan, Komisi III DPR sudah membuka pendaftaran calon hakim konstitusi untuk mengisi kekosongan hakim konstitusi di MK. Saat ini, sudah ada enam calon yang mendaftar ke Komisi III DPR.

Enam calon yang sudah mendaftar tersebut, semuanya berasal dari kalangan akademisi. Belum ada satu pun calon yang berasal dari partai politik yang sudah mendaftar, termasuk Benny K Harman, politisi Partai Demokrat yang diusulkan mencalonkan diri oleh sejumlah fraksi di Komisi III DPR. Enam calon yang sudah mendaftar itu adalah Sugianto, Wahiduddin Adams, Ni'matul Huda, Franz Astani, Atip Latipulhayat, dan Aswanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com