”Islam itu untuk semua. Ini artinya tidak hanya untuk umat Islam, tapi juga untuk umat lain. Jadi, PPP ingin mempersembahkan seluruh karyanya untuk Indonesia,” kata Ketua Umum PPP Suryadharma Ali kepada Kompas di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PPP, Jakarta, Kamis (16/1).
Di tengah rintik hujan selepas shalat Ashar, Suryadharma yang didampingi Sekretaris Jenderal PPP M Romahurmuziy mengawali perbincangan dengan menyampaikan pendapatnya soal popularitas calon pemimpin dan prestasi kepemimpinan.
Suryadharma menuturkan, orang disebut hebat karena pemikiran dan karyanya. Kepemimpinan harus diuji dengan melewati berbagai persoalan. Dengan pertimbangan ini, dia mempertanyakan definisi pemimpin yang diidamkan rakyat dan popularitas seseorang yang, antara lain, dibentuk oleh survei dan media massa.
”Namun, ternyata PPP tetap berhasil lolos ke Senayan,” kata Suryadharma.
Pada Pemilu 2009, PPP memperoleh 5,32 persen suara. Pengalaman itu menjadi salah satu faktor yang membuat PPP optimistis tetap eksis dengan pilihannya saat ini, yaitu sebagai ”Rumah Besar Umat Islam”. Meski demikian, sejumlah pengamat mengatakan, pemilih parpol berbasis agama menunjukkan penurunan.
Langkah sejumlah parpol yang membentuk ormas atau sayap Islam makin menambah keyakinan PPP bahwa pemilih berbasis umat Islam masih amat potensial.
Suryadharma menuturkan, pilihan menjadi ”Rumah Besar Umat Islam” juga dilakukan karena PPP menjadi satu-satunya partai umat Islam yang memiliki anggota legislatif dan eksekutif yang secara konsisten mempergunakan Islam sebagai mazhab. Konsep itu juga didasarkan pada keanekaragaman umat Islam, baik dari sisi keorganisasian, mazhab, maupun aliran politik.
”Pada 1999 terjadi gairah pembentukan parpol baru. Namun, dari banyak parpol itu ternyata ada yang bisa bertahan dan tidak. Mereka yang tidak bisa bertahan diharapkan pulang ke Rumah Besar PPP,” kata Suryadharma.
Dia menambahkan, PPP menawarkan diri sebagai rumah yang nyaman bagi umat Islam dengan beragam mazhab dan aliran.
Nasionalisme
Menyambut Pemilu 2014, Suryadharma juga membuat tagline ”Merah Putih Bisa” untuk partainya.
”Saya membuat tagline itu pada awal Januari lalu setelah shalat Subuh,” katanya.
Suryadharma menjelaskan, tagline ”Merah Putih Bisa” dan ”Rumah Besar Umat Islam” menunjukkan bahwa PPP tak ada masalah atau tabrakan antara nasionalisme dan Islam atau antara kebangsaan dan keislaman. Kedua tagline itu juga untuk menegaskan bahwa PPP tidak eksklusif.