Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN: Koalisi Retak karena Ketidaktegasan SBY

Kompas.com - 28/12/2013, 12:49 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sekretariat Gabungan (Setgab) yang dibentuk partai-partai koalisi pendukung pemerintah kini tak lagi berjalan beriringan. Terkadang, Setgab berbeda dalam sejumlah hal seperti penentuan masa kerja Timwas Century hingga pengambilan keputusan Perppu tentang Mahkamah Konstitusi.

Demokrat mengeluh, banyak partai koalisi yang menggunting dalam lipatan. Partai Amanat Nasional (PAN) adalah salah satu anggota koalisi yang dianggap Demokrat membelot saat penentuan masa kerja Timwas Century. PAN bersama partai lain mendukung agar masa kerja dilanjutkan, sementara Demokrat meminta agar Timwas Century dibubarkan.

Lalu, bagaimana nasib koalisi 2014 mendatang? Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo mengatakan menjelang pemilihan legislatif, koalisi dipastikan akan sulit untuk kompak. Sementara setelah pileg, Dradjad memperkirakan koalisi akan pecah tergantung dengan koalisi pencapresan yang baru.

“Biar bagaimana pun, dengan koalisi yang baru, ada kendala psikologis ketika partai-partai koalisi sekarang tidak lagi satu koalisi dalam Pilpres 2014. Jadi pasca pileg, yang berperan nanti adalah koalisi pencapresan yang baru,” kata Dradjad, Sabtu (28/12/2013).

Dradjad mengatakan memahami kekecewaan Partai Demokrat akan koalisi. Namu, Dradjad beranggapan tidak sejalannya sikap partai koalisi justru dikarenakan Partai Demokrat, khususnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Ada beberapa partai koalisi yang sering mengambil sikap berlawanan dengan kebijakan Presiden. Bukan sekali dua kali. Tapi sering. Khususnya, PKS dan Golkar. Namun Presiden tidak pernah memberi sanksi tegas,” ucap Dradjad.

Ekonom yang sempat menjadi anggota DPR ini pun mengaku kerap mengingatkan koalisi akan ketidaktegasan SBY. Ia menilai sikap SBY itu akan merusak disiplin koalisi. Apalagi, lanjutnya, kredibilitas dan elektabilitas partai-partai pemerintah, terutama Partai Demokrat sebagai lokomotif koalisi dalam posisi anjlok.

“Yang akan terjadi, partai-partai koalisi bukannya terangkat ke atas oleh kinerja pemerintah, tapi terseret ke bawah,” katanya.

Meski demikian, Dradjad mengatakan sikap PAN tetap akan berada di dalam koalisi. Hal ini tidak lepas dari hubungan besan antara Presiden SBY dengan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa. Dia menjelaskan sikap PAN yang berseberangan dengan Partai Demokrat terkait masa tugas Timwas Century bukan menyerang Demokrat untuk mendulang suara.

Sebelumnya, Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan kekecewaanya kepada sejumlah partai koalisi. Dia menyebutkan PAN dan PKB yang selama ini dikenal sebagai teman koalisi yang setia, justru mulai berseberangan terutama dalam keputusan masa kerja Timwas Century. "Memang saya sedih dengan PAN dan PKB soal Century. Walau mereka kembali ke jalan yang benar waktu mendukung Perppu MK. Pak SBY selalu menghormati koalisi, walau mereka sering menggunting dalam lipatan," ujar Ruhut di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Kamis lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com