"Sama sekali nggak, untuk apa menjatuhkan? Lagi pula, Jokowi kan belum jelas capres juga, pihak PDI-P belum pasti. Saya rasa kami tidak berusaha menjatuhkan Jokowi," ujar Melani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (7/11/2013).
Menurut Melani, para elite Demokrat yang mengkritik Jokowi hanya menyampaikan pandangannya sebagai warga Jakarta. Dia mengatakan, Partai Demokrat selalu mendukung setiap pemerintahan yang terpilih secara sah dalam jalur demokrasi. Jokowi, kata Melani, tetap didukung Partai Demokrat.
Melani mengingatkan bahwa kritik kepada Jokowi bukan hal yang tabu. "Kalau ada yang bagus ya kita puji, tapi kalau ada yang tidak benar kan harus dikritik," ucap Wakil Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat ini.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo belakangan kerap dikritik oleh para elite Demokrat. Kritik antara lain dilontarkan oleh Ruhut Sitompul, Nurhayati Ali Assegaf, Ramadhan Pohan, hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyno.
Ruhut mengkritik program Jokowi yang tak jauh berbeda dari Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Fauzi Bowo. Sementara Nurhayati mengkritik Jokowi dengan banyaknya kasus kebakaran di Ibu Kota.
Lain lagi dengan Ramadhan Pohan yang mengkritik Jokowi soal penyadapan Amerika Serikat di Indonesia. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu menuding Jokowi turut andil memberikan peluang kepada Amerika untuk menyadap Indonesia karena memberikan izin renovasi Gedung Kedutaan Besar AS yang dicurigai sebagai tempat pengumpulan sinyal alat sadap.
Terakhir, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono lepas tangan soal kemacetan di Jakarta. Presiden bercerita pernah ditanya oleh kepala negara sahabat di acara ASEAN Summit di Brunei terkait kemacetan di Jakarta.
Saat itu, Presiden mengaku tertusuk ditanya soal kemacetan Jakarta. Ia mengaku bingung harus menjelaskan apa karena persoalan kemacetan menurutnya adalah urusan Jokowi selaku gubernur. Atas berbagai serangan dari elite Demokrat ini, Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristyanto melihat para elite Demokrat tengah menjatuhkan elektabilitas Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.