Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Refly Harun : MK Hanya Dijadikan Kotak Sampah

Kompas.com - 13/10/2013, 21:34 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai, banyak pihak keliru dalam berperkara sengketa pemilihan kepala daerah (pilkada). Para pihak dinilai cenderung menjadikan Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai kotak sampah penampung sengketa yang harusnya dapat diselesaikan oleh KPU, Bawaslu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

"Orang menyelesaian perkara di MK itu jumping up. MK dijadikan kotak sampah. Penyelesaian di tingkat KPU, Bawaslu, DKPP tidak cukup efektif," kata Refly di Jakarta, Minggu (13/10/2013).

Ia mengatakan, padahal, banyak perkara yang sebenarnya harus diselesaikan dulu di tingkat penyelenggara pemilu. Tetapi, banyak pihak lebih memilih langsung membawa perkaranya ke MK. Padahal, seharusnya MK adalah tujuan terakhir setelah semua penyelenggara pemilu dilewati.

"MK ini tidak dijadikan the last resource," ujarnya.

Dia mengatakan, tidak efektifnya kinerja penyelenggara pemilu bisa jadi juga karena unsur kesengajaan. "Penyelenggara pemilu tidak cukup efektif atau sengaja tidak diefektifkan sehingga orang jumping up langsung ke MK," katanya.

Menurutnya, MK menjadi kotak sampah penyelesaian sengketa pilkada karena sengaja dipancing oleh MK. Ia mengatakan, belakangan terungkap, bahwa kesengajaan MK memaksa pihak langsung berperkara di sana karena ada faktor uang.

"Kotak sampah itu disediakan dan dipancing oleh MK sendiri. Belakangan diketahui ada kepentingan fulus (uang)," lanjut Refly.

Hal itu, katanya, terbukti dari penangkapan Ketua MK nonaktif Akil Mochtar karena diduga terlibat dalam kasus suap sengketa Pilkada Gunung Mas dan Lebak. Ia mengatakan, posisi MK sebagai lembaga akhir penyelesaian sengketa pilkada diyakini bisa menjamin kemenangan peserta pilkada.

Menurut Refly, hal itu memicu terjadinya suap menyuap antara pihak yang berperkara dengan MK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com