Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rieke Mengaku Diminta Rp 20 Miliar Ketika Sengketa Pilkada di MK

Kompas.com - 09/10/2013, 16:55 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Politisi PDI Perjuangan yang pernah mencalonkan diri sebagai calon gubernur Jawa Barat, Rieke Dyah Pitaloka, meyakini ada konspirasi besar di Mahkamah Konstitusi. Ia mengaku sempat dimintai uang hingga Rp 20 miliar untuk memenangkan sengketa hasil Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.

Menurut Rieke, permintaan itu tidak langsung kepadanya, tetapi melalui pihak lain.

"Katanya sekitar Rp 20 miliar. Waktu disampaikan ke saya permintaan tersebut, saya bilang kalau 20 ember saya punya," kata Rieke di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Rabu (9/10/2013).

Seperti diketahui, Rieke sempat mengajukan gugatan hasil rekapitulasi KPU Provinsi Jabar yang menempatkan dirinya dan pasangannya, Teten Masduki, di urutan kedua di bawah pasangan Ahmad Heryawan-Dedy Mizwar.

Rieke menuding terjadi pelanggaran sistematis, terstruktur, dan masif selama pelaksanaan Pilgub Jabar. Namun, MK menolak gugatan tersebut.

Rieke mengatakan, Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri tidak ingin menggunakan cara seperti itu untuk memenangkan pemilu. Pesan Megawati, kata dia, lebih baik tidak menang jika harus membayar suap.

"Saya sependapat dengan Ibu Mega. Saya tidak ingin menang dengan cara yang tidak benar. Kemenangan yang transaksional akan melahirkan pemerintah yang transaksional," kata Rieke.

Anggota Komisi IX DPR itu menambahkan, harus ada kehendak dari semua pihak untuk memotong politik transaksional, tidak hanya di MK, tetapi juga di semua lembaga. Ia berharap MK ke depan tidak lagi mengurusi masalah pilkada.

"Pengalaman politik berharga di Pilgub Jabar hingga proses di MK menempa saya sebagai seorang politisi. Kebenaran tidak turun dari langit, tapi harus diperjuangkan untuk menjadi benar," ujar Rieke.

Seperti diberitakan, penyimpangan, khususnya dalam penanganan sengketa hasil pilkada di MK, terungkap pasca-ditangkapnya Ketua MK (nonaktif) Akil Mochtar oleh KPK. Sebelumnya, hal itu hanya bergulir menjadi desas-desus.

Akil disangka menerima suap terkait penanganan sengketa hasil Pilkada Gunung Mas, Kalimantan Tengah, dan Kabupaten Lebak, Banten. Berbagai pihak yang pernah berperkara lalu kembali mengungkapkan dugaan penyimpangan di MK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com