Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Gali Strategi Pemenangan Anas pada Kongres 2010

Kompas.com - 02/07/2013, 21:38 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Saan Mustopa, yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, mengaku diajukan sejumlah pertanyaan oleh penyidik KPK selama diperiksa terkait kasus Hambalang, Selasa (2/7/2013). Salah satu pertanyaan yang diajukan penyidik KPK, menurut Saan, berkaitan dengan pemenangan Anas Urbaningrum dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung, 2010.

"Yang ditanya mulai dari embrio pencalonan Anas, perencanaan pencalonan, siapa yang mendorong semua, sampai terakhir terpilih sebagai ketua umum," kata Saan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, seusai pemeriksaan selama tujuh jam.

Saan membantah diajukan pertanyaan oleh penyidik KPK mengenai iming-iming yang dijanjikan tim pemenangan Anas dalam Kongres Partai Demokrat 2010. Kendati demikian, dia mengaku ditanya penyidik soal bagaimana cara meyakinkan peserta kongres agar memilih Anas sebagai calon ketua umum Partai Demokrat saat itu.

"Tidak ada ditanya soal iming-iming itu, tapi bagaimana saya meyakinkan peserta kongres, DPC-DPC, untuk memilih Anas," tuturnya.

Selain itu, Saan mengaku ditanya soal tanggung jawabnya sebagai tim sukses Anas, khususnya di wilayah Jawa Barat. Menurut Saan, KPK tak bertanya seputar akomodasi peserta Kongres. Selebihnya, Saan mengaku dicecar penyidik soal kedekatannya dengan Anas.

Bantah terima uang

Selain mengungkapkan soal materi pemeriksaan, Saan menyampaikan bantahannya atas pernyataan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, bahwa dia dapat uang dari rekanan proyek Hambalang.

"Enggak ditanya soal itu. Saya juga enggak tahu hal-hal begitu," tuturnya.

Nazaruddin menyebut Saan sebagai pihak yang ikut menerima uang proyek Hambalang yang digelontorkan PT Adhi Karya. Uang tersebut digunakan Saan untuk mengamankan media.

"Setelah Hambalang kontrak, ada pencairan. Nah inilah yang dibagi-bagi ke teman-teman Komisi X, ke Saan untuk amankan media, nanti ada yang antar namanya Eva, terus uang transfer ke rekening perusahaannya Munadi, dan ada ke teman-teman Komisi X lain, termasuk yang lagi diperiksa KPK," kata Nazaruddin di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, awal Januari lalu.

Hari ini, KPK memeriksa Saan untuk dimintai keterangan sebagai saksi bagi Anas yang menjadi tersangka kasus dugaan penerimaan hadiah terkait proyek Hambalang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com