Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hakim Bao" Muncul di Sidang Luthfi dan Fathanah

Kompas.com - 24/06/2013, 14:28 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang pria yang mengenakan topi dan jubah hakim berwarna hitam dan bergambar naga kuning keemasan tiba-tiba muncul di ruang sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (24/6/2013). Pria yang mengaku bernama Anton itu hadir seusai sidang tersangka kasus dugaan korupsi kuota daging impor dan tindak pidana pencucian uang Luthfi Hasan Ishaaq digelar.

Anton yang mengaku menjabat Ketua Komunitas Judge Bao itu menyebut dirinya menggunakan pakaian seperti Hakim Bao. Anton juga menggunakan jenggot dan kumis palsu agar tampak mirip seperti Hakim Bao. Dalam kisah di negeri China, Hakim Bao merupakan hakim yang jujur dan adil.

"Ini pakai baju kebesaran Hakim Bao. Itu di China merupakan lambang keadilan. Saudara tahu melalui film-film itu, menantu raja pun diadili," kata Anton.

Anton mengatakan, dirinya hadir tidak untuk memberikan dukungan kepada mantan Presiden Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi maupun Ahmad Fathanah yang menjalani sidang hari ini. Ia juga mengaku tidak kenal kepada kedua terdakwa itu. Anton menerangkan, dirinya ingin melihat sistem peradilan di Indonesia apakah sudah berjalan baik.

"Saya datang tidak untuk Luthfi atau Fathanah. Saya di sini ingin melihat sidang apakah sesuai dengan hukum dan keadilan," katanya.

Meski mengaku ingin melihat adanya sistem peradilan di Indonesia, pria "Hakim Bao" itu tak mengikuti sidang Luthfi maupun Fathanah. Dia muncul seusai Luthfi meninggalkan ruang sidang dan sudah meninggalkan Pengadilan Tipikor sebelum Fathanah memasuki ruang sidang.

Dalam persidangan kasus lain sebelumnya, "Hakim Bao" ini tidak pernah muncul. Namun, Anton mengaku sudah pernah berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi akan kehadirannya. Dia juga mengatakan pernah datang ke Gedung KPK, Jakarta. Dia juga membantah pakaian berwarna kuning dan hitam yang mirip warna PKS itu sebagai bentuk dukungan kepada Partai PKS.

"Saya tidak bawa satu partai apa pun, PKS atau mana pun, saya ke sini untuk keadilan," terangnya.

Untuk diketahui, sidang perdana Luthfi dan Fathanah digelar terpisah pada hari ini di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta. Agenda sidang adalah pembacaan dakwaan oleh jaksa penuntut umum.

KPK menetapkan keduanya sebagai tersangka kasus korupsi karena diduga menerima pemberian hadiah atau janji dari Juard dan Arya (Direktur PT Indoguna Utama) terkait kepengurusan kuota impor daging sapi untuk perusahaan tersebut senilai Rp 1 miliar. Dalam pengembangannya, KPK juga menjerat keduanya dengan pasal tindak pidana pencucian uang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

    Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

    Nasional
    Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

    Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

    Nasional
    Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

    Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

    Nasional
    Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

    Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

    Nasional
    Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

    Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

    Nasional
    MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

    MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

    Nasional
    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

    Nasional
    Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

    Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

    Nasional
    Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

    Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

    Nasional
    CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

    CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

    Nasional
    Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

    Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

    Nasional
    CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

    CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

    Nasional
    Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

    Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

    Nasional
    CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

    CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

    Nasional
    MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

    MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com