Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompolnas Duga Ada Aliran Dana dari Aiptu Labora ke Polisi

Kompas.com - 20/05/2013, 15:34 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta Polri mengusut adanya dugaan aliran dana dari rekening Aiptu Labora Sitorus ke jajaran kepolisian lainnya. Karena itu, penyidik kepolisian diminta profesional menangani kasus anggota Polres Raja Ampat, Papua, itu.

"Artinya memang ada indikasi semacam itu, tentu itu yang jadi tujuan kami ke sini. Kami ingin proses hukum terhadap LS dan juga siapa pun yang terkait dalam kasus ini harus bisa dilakukan secara profesional," ujar Anggota Kompolnas Edi Saputra Hasibuan di Gedung Bareskrim, Mabes Polri, Senin (20/5/2013).

Edi mengaku belum mendapat nama-nama polisi lain yang diduga menerima aliran dana dari rekening Labora. Infomasi tersebut, lanjut Edi, harus didasarkan pada bukti kuat. Polri juga diminta transparan jika menemukan indikasi tersebut.

"Kita belum tahu, itu harus kita buktikan. Itu gunanya kami datang ke sini. Kami komunikasikan ke Kabareskrim berbagai hal," kata Edi.

Labora disangkakan Pasal 53 huruf b dan d jo Pasal 23 Ayat 2 huruf b dan d Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, dan Pasal 78 Ayat 5 dan 7 jo Pasal 50 Ayat 3 huruf f dan h Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan. Kemudian Pasal 3, 4, dan atau Pasal 5 dan atau Pasal 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.

Kasus Labora berawal dari adanya laporan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) terkait rekening mencurigakan senilai Rp 1,5 triliun milik Labora. Setelah ada laporan tersebut, kepolisian menyelidiki keterkaitan Labora pada kasus penimbunan BBM dan penyelundupan kayu yang telah ditangani Polda Papua sejak Maret 2013.

Direktur Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal (Pol) Arief Sulistyanto menjelaskan, laporan yang dikirim oleh PPATK merupakan total transaksi Labora dari tahun 2007 hingga 2012. Rekening Labora terkait dengan sekitar 60 rekening yang diduga merupakan rekan bisnisnya ataupun keluarga. Rekening itu pun telah diblokir untuk penyidikan lebih lanjut.

Terpisah, Labora mengakui memiliki usaha di bidang migas dan kayu. Namun, menurut dia bisnis itu legal. PT Rotua yang bergerak di bidang kayu dan PT Seno Adi Wijaya yang bergerak di bidang migas dibeli oleh istri Labora tak lebih dari sepuluh tahun lalu.

Jajaran direksi perusahaan itu ditempati oleh orang-orang dari dalam keluarga besarnya. Istri Labora menjadi komisaris, adik iparnya menjadi direktur, dan kepemilikan saham dibagi juga kepada dua anaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com