Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidayat Nur Wahid Kaget Presiden PKS Jadi Tersangka Suap

Kompas.com - 30/01/2013, 21:25 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid kaget saat mendengar kabar penetapan tersangka LHI dalam kasus dugaan suap impor sapi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hidayat mengatakan bahwa sejak sore tadi dirinya melakukan rapat DPP PKS yang juga dihadiri oleh Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.

Dalam berbagai siaran pers yang dibuat bagian Media PKS, Luthfi Hasan Ishaaq kerap dipanggil LHI. "Anda tahu dari mana? Itu informasi resmi atau bukan? Kami belum dengar dari KPK, sedari sore tadi kami melakukan rapat DPP. Ada Presiden PKS juga di sini," ujar Hidayat saat dihubungi wartawan, Rabu (30/1/2013).

Menurut Hidayat, jika kabar tersebut benar, partainya akan melakukan klarifikasi terlebih dulu. "Kami pasti akan kaji dulu masalahnya karena penetapan tersangka sepertinya tidak ujug-ujug (tiba-tiba) langsung jadi tersangka," ujar Hidayat.

Selain itu, Hidayat juga mempertanyakan soal kebenaran penetapan tersangka itu. Hidayat mengatakan, selama ini KPK belum pernah mengungkap kasus ini ke publik. Selama rapat tadi, Hidayat pun mengakui tidak ada pembicaraan sedikit pun soal kasus ini.

"Sama sekali tidak membahas soal itu. Kami rapat rutin soal program kerja partai tentang pemenangan Pemilu 2014. Presiden PKS juga tidak bicara soal ini. Nanti dulu ya, saya koordinasi lagi, nanti dikabari lagi," kata Ketua DPP PKS Bidang Kebijakan Publik ini.

KPK telah memastikan adanya praktik suap terkait impor daging sapi. Suap itu diketahui setelah ada penangkapan pada Selasa (29/1/2013) malam. Salah satu tersangka dalam kasus tersebut adalah anggota DPR berinisial LHI, yang diduga kuat adalah Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.

Selain LHI, KPK juga menetapkan tersangka lain berinisial AF, JE (Direktur Utama PT Indoguna), dan AAE (salah satu direktur PT Indoguna). JE dan AAE menyerahkan uang senilai Rp 1 miliar kepada AF di kantor PT Indoguna di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Dari tempat itu, AF membawa uang tersebut ke Hotel Le Meridien sebelum kemudian diserahkan kepada LHI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

    Nasional
    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Bersama TNI AL, Polisi dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

    Bersama TNI AL, Polisi dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

    Nasional
    Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

    Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

    Nasional
    Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah Ke PSI, Berdampak Ke Perolehan Kursi DPRD

    Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah Ke PSI, Berdampak Ke Perolehan Kursi DPRD

    Nasional
    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Nasional
    Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

    Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

    Nasional
    Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

    Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

    Nasional
    Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

    Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

    Nasional
    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Nasional
    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Nasional
    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Nasional
    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Nasional
    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    Nasional
    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com